Senin, 29 Februari 2016

Sajak Kabisat

Salam wahai manggala suci
Senapati abdi-abdi langit
Pengemban amanah maha suci
Pemandu pilihan-pilihan-Nya di bumi

Aku masih di dunia
Di Bumi yang mulai menua
Bersibuk menyemai benih-benih di ladang amal
Diantara keruhnya genangan-genangan air dosa

Aku rasa kau cukup tahu
Ihwal yang ada dalam benakku
Andaikan kita bisa saling bertemu
Entah berapa harga 'tuk bayar waktu

Ku akui diriku telahlah kalut
Larut dalam pekatnya tipuan musuh
Tapi percayalah, ini bukan murni karsaku
Disinilah aku mengaku

Maka oleh sebab itu
Berkenanlah 'tuk berbagi cahyamu
Sebagai suplai ilham, kekuatan dan pencerahan bagiku
Sampaikan pada Tuhanmu yang juga Tuhanku
Ampunilah segala khilaf dan kesilapanku
Lindungi aku dari segala macam tipu

Wahai manggala tanah anbiya
Pelindung negeri yang bercahaya
Dari fitnah terbesar di akhir masa
Mohonkan pula pada-Nya
Izinkan aku dan komplemen-komplemen hidupku
Untuk berteduh di kotamu kelak
Karena bagiku itu sebuah asa

Konsepsimu irrasional
Namamu abadi dalam Al Hikmah
Ihwal pondasi spiritual 
Dan musuhmu adalah musuh Tuhanmu pula 
Kadang hadirmu tak selalu diingat
Kendati begitu, apa peduli anda?

Indah, gagah, brilian nan menawan
Statis penuh wibawa kharisma
Tak setitikpun kau luput dari minulya
Sampaikan pula pada Tuhan kita
Bahwasannya
Tiada alasan bagi saya
Untuk tak mensyukuri karunia-Nya

Dan meski kita tak saling bersua
Setidaknya aku bisa mengira
Bahwa kau pun mengetahuinya
Semoga kelak kita bisa berjumpa
Salam!


Jakarta, Hari Kabisat 2016
Written by: Ali-Aliyonk


Minggu, 14 Februari 2016

La Cita (12.1.s)

"Kebenaran itu seperti matahari, kau dapat hindari untuk sementara waktu, tapi dia tak akan pernah pergi."
          - Elvis Presley -

Postingan Terbaru

Surat untuk sang Waktu

Dear waktu, Ijinkan aku 'tuk memutar kembali rodamu Rengekan intuisi tak henti-hentinya menagihiku Menagihku akan hutang kepada diriku d...