Jumat, 19 Agustus 2016

Sajak Binatang Jalang

 
Pixabay

Selamat malam binatang jalang
Ya, binatang jalang yang nyata
Bukan di puisi "aku" karya Khairil Anwar
Meski mungkin kau memang datang
Dari kumpulan yang terbuang

Kuakui hadirmu membuyarkan sepiku
Datang tetiba tanpa siulan dariku
Bernafaskan lapar yang tak menentu
Memelas manja pancarkan harapmu
Demi secuil tulang sisa makan malamku
Sepulang lemburku yang menyita waktu

Entitasku tentu tak sama dengan entitasmu
Aku hanya manusia dan kau cuma hewan
Tampilan ragawi adalah unsur pembeda kita 
Yang mutlak tanpa debat argumen kata

Namun kita adalah satu dalam hakekat
Kau punya kekurangan, begitupun aku
Tapi kau ingin dihargai, begitupun aku
Kau ingin dikasihi, begitupun aku
Dan kau tak mau disakiti, begitupun aku
Karena seperti ku katakan sebelumnya padamu,
Kita satu hakekat sebagai makhluk-Nya

Teringat aku akan sosok Leonardo da Vinci
Si jenius universal yang gila itu
Ihwal kata-katanya yang mahsyur
Bahwa segala sesuatu 
Saling berpadu kait dengan sesuatu yang lain

Ya, entah sadar ataupun tidak
Kau dan aku saling menyatu 
Dalam harmoni ekosistem kehidupan
Dimana terjalin berbagai simbiosis di dalamnya,
Atraksi keindahan taman sari takdir-Nya

Kita ini hanyalah komponen terkecil
Yang bermain peran dalam sandiwara kosmik
Lewat dunia dan durasi hidup masing-masing
Dalam naungan garis-garis besar haluan-Nya

Lantas, hanya kepada-Nya lah
Gusti Yang Maha Nirmala
Kelak kita 'kan berpulang


Jakarta, 19 Agustus 2016
Written by: Ali-Aliyonk

Rabu, 17 Agustus 2016

La Cita (12.1.x)

"Revolusi melahirkan negara, negara menjalankan amanat revolusi, rakyat berlindung pada negara."
- Moh. Yamin -

Minggu, 14 Agustus 2016

Tim Terbaik Gli Azzurri Abad XXI (2001-2016)

Italia adalah salah satu negara dengan prestasi sepakbolanya yang mendunia. Sepak bola (Calcio) telah memberikan 4 (empat) gelar juara Piala Dunia dan 1 (satu) gelar juara Piala Eropa untuk negeri semenanjung itu. Selain memang karena calcio merupakan olahraga terpopuler di masyarakatnya, pembinaan sepak bola disana juga berjalan secara sistematis dan terstruktur dalam berbagai jenjang usia. Meskipun kerap tersandung skandal pertandingan di kompetisi domestik (calciopoli) dan sempat mandeknya produksi pemain-pemain berbakat usia muda, tetap saja Italia diakui sebagai salah satu negara sepak bola yang diperhitungkan di kancah internasional.
Sepak terjang Timnas Sepak Bola Negeri Pizza pun terbilang unik. Pasang surut prestasi mereka berputar dalam siklus, dimana setiap 6 tahun sekali (sejak Piala Dunia 1994) mereka selalu melaju hingga babak Final turnamen yang diikuti. Pembahasan mengenai siklus yang dimaksud pernah saya tulis di postingan siklus-sepakbola-jerman-dan-italia, tahun 2015 lalu.
Nah, pada kesempatan ini saya mencoba untuk menyusun formasi tim berjuluk Gli Azzurri itu, yang bermaterikan pemain-pemain terbaik yang sedang atau pernah menghiasi skuad Italia di millennium ketiga ini (2000-2016). Langsung saja, berikut susunan timnya  dengan skema 3-4-1-2.

1.       Kiper


Posisi pertama tentu adalah Penjaga Gawang yang saya berikan kepada kapten Azzurri 2014-2016, Gianluigi Buffon. Penjaga gawang Juventus yang kabarnya akan pensiun 2018 ini adalah salah satu penjaga gawang terbaik di dunia. Memulai debut di Timnas sejak 1997, portiere berjuluk superman ini bukan hanya hebat dalam menjaga gawangnya, tapi juga memiliki leadership yang kuat pula.

2.       Belakang

Untuk mengisi 3 bek di depan Buffon, saya memasang trio Fabio Cannavaro, Paolo Maldini dan Alessandro Nesta.

Fabio Cannavaro adalah salah satu center-back kelas dunia andalan Italia. Posturnya tidak terlalu tinggi untuk bek negara-negara Eropa (175 cm), akan tatapi sangat lugas dan pandai dalam penempatan posisi. Dialah kapten Azzurri saat merebut trofi Piala Dunia 2006, sekaligus menjadi pemain terbaik di tahun yang sama. Sepanjang karirnya ia memperkuat sejumlah tim papan atas seperti Parma, Internazionale Milan, Juventus dan Real Madrid.


Paolo Maldini adalah ikon AC Milan yang menjadi kapten di klub tersebut maupun Timnas di masanya. Pemain yang pensiun pada 2009 itu adalah sosok kharismatik yang tangguh dalam menjaga wilayah pertahanannya. Selain bek tengah, posisi bek sayap juga akrab dilakoni oleh pemain yang gantung sepatu di usia 40 tahun itu.


Sama halnya Maldini dan Cannavaro, nama Alessandro Nesta masuk dalam daftar bek tertangguh di dunia. Pemain yang sempat menjadi ikon Lazio itu adalah langganan Timnas Italia sejak Piala Dunia 1998 sebelum mengundurkan diri dari Timnas pasca Piala Dunia 2006. AC Milan adalah klub yang paling lama menggunakan jasa bek asal Roma itu sebelum akhirnya hijrah ke Liga Amerika Serikat di penghujung karirnya. Bersama Maldini dan Cannavaro, Nesta menjadi komponen penting yang menjadikan Italia sebagai Tim dengan pertahanan terbaik di dunia.

3.       Tengah

Lini tengah tim yang saya susun tidak semuanya diisi gelandang. 4 pemain di lini vital ini diisi Christian Panucci yang berperan sebagai bek sayap kanan, Gennaro Gattuso dan Andrea Pirlo sebagai gelandang penyeimbang timn serta Gianluca Zambrotta sebagai bek sayap kiri.


Christian Panucci adalah pemain yang biasa berperan sebagai bek kanan. Namanya kerap menghiasi skuad Azzurri dibawah asuhan Dino Zoff dan Giovanni Trapatoni. Sempat absen di Piala Dunia 2006, muncul kembali di Euro 2008 saat Italia dilatih Roberto Donadoni. Dengan kemampuan bertahan dan menyerang sama baik, plus ditunjang segudang pengalaman, Panucci menjadi sosok andalan Italia di sisi kanan pertahanan.


Selanjutnya posisi gelandang "pengangkut air" diisi oleh Gennaro Gattuso. Bagi para Milanisti, sosok Gattuso pasti sudah akrab sebagai sosok yang keras, baik gaya bermain maupun temperamen. Kemampuan tackling dan keuletannya dalam merebut bola sangat ampuh dalam memutus alur serangan lawan di lini tengah. Berkat tipikalnya yang keras dan penuh tenaga, julukan il rhino (si badak) pun disematkan padanya.


Sebagai kompatriot Gattuso di lini tengah, pilihan saya jatuhkan pada Andrea Pirlo. Ya, Pirlo adalah duet sehati Gattuso baik di Milan maupun Timnas Italia. Sang metronom yang akrab dengan rambut gondrongnya ini adalah sosok sentral yang seolah sulit digantikan dalam tim. Kemampuannya dalam bertahan diimbangi secara sempurna dengan kelihaiannya memberikan umpan-umpan akurat sebagai pengawal serangan tim. Vitalnya peran yang diemban sang metronom membuatnya terus dipercaya memperkuat Timnas, bahkan hingga memasuki usia senjanya dalam karir sepak bola.


Posisi bek sayap kiri diisi oleh pemain yang pernah memperkuat Juventus, Barcelona dan Milan: Gianluca Zambrotta. Sejatinya pemain ini adalah gelandang. Namun seiring kebutuhan tim, ia mampu mengemban tugas sebagai bek sayap yang impresif. Ia mahir bermain di sisi kanan maupun kiri pertahanan dengan sama baiknya, hingga menjadi andalan di posisi bek sayap di klubnya maupun Tim Nasional.

4.       Depan

Lini depan terdiri dari 1 penyerang lubang yang berdiri di belakang 2 striker murni. Posisi yang dalam sepak bola Italia disebut Fantasista ini diisi oleh sang Pangeran Roma, Francesco Totti. Adapun duet striker di depannya adalah Alessandro Del Piero dan Christian Vieri.



Posisi Fantasista memang akrab dengan Francesco Totti. Di posisi ini, Totti bebas berkreasi mengeskplor pertahanan lawan dengan skill-nya yang sangat mumpuni. Il Principe memang telah mengundurkan diri dari Timnas sejak 2006. Akan tetapi di klubnya, AS Roma, ia tetap menjadi ikon tak tergantikan dalam tim. Bahkan ia masih terus bermain dan menjadi andalan di usia yang nyaris kepala empat, tanpa kehilangan taji dan wibawanya sebagai simbol tim yang bermarkas di ibukota Italia itu. Fantastis…


Kemudian penyerang yang pertama adalah Alessandro Del Piero. Sama halnya Totti, Del Piero sudah menjadi simbol di tim yang membesarkan namanya, Juventus. Ban kapten tim pun begitu awet di lengannya selama berseragam Juventus, sebelum akhirnya pindah ke Liga Australia di penghujung karirnya. Namanya pun kiranya akan abadi di benak setiap Juventini.


Terakhir, pemain yang berduet bersama Del Piero di depan Totti adalah penyerang bertubuh besar, Christian Vieri. Pemain yang akrab dipanggil Bobo itu berada di puncak karirnya saat memperkuat Internazionale Milan. Di timnas pun ia turut diandalkan dalam membobol gawang setiap lawan yang dihadapi Gli Azzurri. Dengan postur tinggi besar, plus produktivitasnya dalam mencetak gol, Vieri seperti monster yang selalu menjadi ancaman pertahnan lawan manapun.

Pelatih


Belum lengkap rasanya jika menyusun sebuah tim tanpa disertai pelatihnya. Bertindak sebagai juru taktik, saya sempat mempertimbangkan Giovanni Tapattoni sebagai allenatore tim yang saya susun. Alasannya karena Mr. Trap adalah pelatih yang paling banyak mengoleksi gelar scudetto sepanjang karirnya. Akan tetapi ia tercatat gagal saat menangani Timnas Italia 2000-2004. Akhirnya pilihan saya jatuhkan pada sosok yang mengarsiteki tim Italia saat juara dunia 2006, Marcello Lippi. 
Alasannya pun simpel dan jelas: dialah yang membangun dan mengasuh tim Italia di bawah bayang kelabu Calciopoli 2006 hingga menjadi kampiun dunia.


Formasi
3-4-1-2

Gianluigi Buffon


Fabio Cannavaro                         Paolo Maldini (c)              Alessandro Nesta

     


Christian Panucci           Gennaro Gattuso          Andrea Pirlo          Gianluca Zambrotta
                                                                                                                                                                    

                                                                    Francesco Totti
          


                                Alessandro Del Piero                                     Christian Vieri
                                                                                                                                                     



Coach: Marcelo Lippi              




Sumber Gambar: Wikipedia

Postingan Terbaru

Surat untuk sang Waktu

Dear waktu, Ijinkan aku 'tuk memutar kembali rodamu Rengekan intuisi tak henti-hentinya menagihiku Menagihku akan hutang kepada diriku d...