Jumat, 19 Agustus 2016

Sajak Binatang Jalang

 
Pixabay

Selamat malam binatang jalang
Ya, binatang jalang yang nyata
Bukan di puisi "aku" karya Khairil Anwar
Meski mungkin kau memang datang
Dari kumpulan yang terbuang

Kuakui hadirmu membuyarkan sepiku
Datang tetiba tanpa siulan dariku
Bernafaskan lapar yang tak menentu
Memelas manja pancarkan harapmu
Demi secuil tulang sisa makan malamku
Sepulang lemburku yang menyita waktu

Entitasku tentu tak sama dengan entitasmu
Aku hanya manusia dan kau cuma hewan
Tampilan ragawi adalah unsur pembeda kita 
Yang mutlak tanpa debat argumen kata

Namun kita adalah satu dalam hakekat
Kau punya kekurangan, begitupun aku
Tapi kau ingin dihargai, begitupun aku
Kau ingin dikasihi, begitupun aku
Dan kau tak mau disakiti, begitupun aku
Karena seperti ku katakan sebelumnya padamu,
Kita satu hakekat sebagai makhluk-Nya

Teringat aku akan sosok Leonardo da Vinci
Si jenius universal yang gila itu
Ihwal kata-katanya yang mahsyur
Bahwa segala sesuatu 
Saling berpadu kait dengan sesuatu yang lain

Ya, entah sadar ataupun tidak
Kau dan aku saling menyatu 
Dalam harmoni ekosistem kehidupan
Dimana terjalin berbagai simbiosis di dalamnya,
Atraksi keindahan taman sari takdir-Nya

Kita ini hanyalah komponen terkecil
Yang bermain peran dalam sandiwara kosmik
Lewat dunia dan durasi hidup masing-masing
Dalam naungan garis-garis besar haluan-Nya

Lantas, hanya kepada-Nya lah
Gusti Yang Maha Nirmala
Kelak kita 'kan berpulang


Jakarta, 19 Agustus 2016
Written by: Ali-Aliyonk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Surat untuk sang Waktu

Dear waktu, Ijinkan aku 'tuk memutar kembali rodamu Rengekan intuisi tak henti-hentinya menagihiku Menagihku akan hutang kepada diriku d...