Italia adalah salah satu negara dengan prestasi sepakbolanya
yang mendunia. Sepak bola (Calcio)
telah memberikan 4 (empat) gelar juara Piala Dunia dan 1 (satu) gelar juara
Piala Eropa untuk negeri semenanjung itu. Selain memang karena calcio merupakan olahraga terpopuler di
masyarakatnya, pembinaan sepak bola disana juga berjalan secara sistematis dan
terstruktur dalam berbagai jenjang usia. Meskipun kerap tersandung skandal
pertandingan di kompetisi domestik (calciopoli)
dan sempat mandeknya produksi pemain-pemain berbakat usia muda, tetap saja
Italia diakui sebagai salah satu negara sepak bola yang diperhitungkan di
kancah internasional.
Sepak terjang Timnas Sepak Bola Negeri Pizza pun terbilang
unik. Pasang surut prestasi mereka berputar dalam siklus, dimana setiap 6 tahun
sekali (sejak Piala Dunia 1994) mereka selalu melaju hingga babak Final
turnamen yang diikuti. Pembahasan mengenai siklus yang dimaksud pernah saya
tulis di postingan siklus-sepakbola-jerman-dan-italia, tahun 2015 lalu.
Nah, pada kesempatan ini saya mencoba untuk menyusun formasi
tim berjuluk Gli Azzurri itu, yang
bermaterikan pemain-pemain terbaik yang sedang atau pernah menghiasi skuad
Italia di millennium ketiga ini (2000-2016). Langsung saja, berikut susunan
timnya dengan skema 3-4-1-2.
1.
Kiper
Posisi pertama tentu adalah Penjaga Gawang
yang saya berikan kepada kapten Azzurri 2014-2016, Gianluigi Buffon. Penjaga
gawang Juventus yang kabarnya akan pensiun 2018 ini adalah salah satu penjaga
gawang terbaik di dunia. Memulai debut di Timnas sejak 1997, portiere berjuluk superman ini bukan hanya hebat dalam menjaga gawangnya, tapi juga
memiliki leadership yang kuat pula.
2.
Belakang
Untuk mengisi 3 bek di depan Buffon, saya
memasang trio Fabio Cannavaro, Paolo Maldini dan Alessandro Nesta.
Fabio Cannavaro adalah salah satu center-back
kelas dunia andalan Italia. Posturnya tidak terlalu tinggi untuk bek
negara-negara Eropa (175 cm), akan tatapi sangat lugas dan pandai dalam
penempatan posisi. Dialah kapten Azzurri
saat merebut trofi Piala Dunia 2006, sekaligus menjadi pemain terbaik di tahun
yang sama. Sepanjang karirnya ia memperkuat sejumlah tim papan atas seperti
Parma, Internazionale Milan, Juventus dan Real Madrid.
Paolo Maldini adalah ikon AC Milan yang
menjadi kapten di klub tersebut maupun Timnas di masanya. Pemain yang pensiun
pada 2009 itu adalah sosok kharismatik yang tangguh dalam menjaga wilayah
pertahanannya. Selain bek tengah, posisi bek sayap juga akrab dilakoni oleh
pemain yang gantung sepatu di usia 40 tahun itu.
Sama halnya Maldini dan Cannavaro, nama
Alessandro Nesta masuk dalam daftar bek tertangguh di dunia. Pemain yang sempat
menjadi ikon Lazio itu adalah langganan Timnas Italia sejak Piala Dunia 1998
sebelum mengundurkan diri dari Timnas pasca Piala Dunia 2006. AC Milan adalah
klub yang paling lama menggunakan jasa bek asal Roma itu sebelum akhirnya
hijrah ke Liga Amerika Serikat di penghujung karirnya. Bersama Maldini dan
Cannavaro, Nesta menjadi komponen penting yang menjadikan Italia sebagai Tim
dengan pertahanan terbaik di dunia.
3.
Tengah
Lini tengah tim yang saya susun tidak
semuanya diisi gelandang. 4 pemain di lini vital ini diisi Christian Panucci
yang berperan sebagai bek sayap kanan, Gennaro Gattuso dan Andrea Pirlo sebagai
gelandang penyeimbang timn serta Gianluca Zambrotta sebagai bek sayap kiri.
Christian Panucci adalah pemain yang biasa
berperan sebagai bek kanan. Namanya kerap menghiasi skuad Azzurri dibawah asuhan Dino Zoff dan Giovanni Trapatoni. Sempat absen
di Piala Dunia 2006, muncul kembali di Euro 2008 saat Italia dilatih Roberto
Donadoni. Dengan kemampuan bertahan dan menyerang sama baik, plus ditunjang
segudang pengalaman, Panucci menjadi sosok andalan Italia di sisi kanan
pertahanan.
Selanjutnya posisi gelandang "pengangkut air" diisi oleh Gennaro Gattuso. Bagi para Milanisti, sosok Gattuso pasti sudah
akrab sebagai sosok yang keras, baik gaya bermain maupun temperamen. Kemampuan
tackling dan keuletannya dalam merebut bola sangat ampuh dalam memutus alur
serangan lawan di lini tengah. Berkat tipikalnya yang keras dan penuh tenaga,
julukan il rhino (si badak) pun
disematkan padanya.
Sebagai kompatriot Gattuso di lini tengah,
pilihan saya jatuhkan pada Andrea Pirlo. Ya, Pirlo adalah duet sehati Gattuso
baik di Milan maupun Timnas Italia. Sang metronom yang akrab dengan rambut
gondrongnya ini adalah sosok sentral yang seolah sulit digantikan dalam tim.
Kemampuannya dalam bertahan diimbangi secara sempurna dengan kelihaiannya
memberikan umpan-umpan akurat sebagai pengawal serangan tim. Vitalnya peran
yang diemban sang metronom membuatnya terus dipercaya memperkuat Timnas, bahkan
hingga memasuki usia senjanya dalam karir sepak bola.
Posisi bek sayap kiri diisi oleh pemain
yang pernah memperkuat Juventus, Barcelona dan Milan: Gianluca Zambrotta. Sejatinya
pemain ini adalah gelandang. Namun seiring kebutuhan tim, ia mampu mengemban
tugas sebagai bek sayap yang impresif. Ia mahir bermain di sisi kanan maupun
kiri pertahanan dengan sama baiknya, hingga menjadi andalan di posisi bek sayap
di klubnya maupun Tim Nasional.
4.
Depan
Lini depan terdiri dari 1 penyerang lubang
yang berdiri di belakang 2 striker murni. Posisi yang dalam sepak bola Italia
disebut Fantasista ini diisi oleh
sang Pangeran Roma, Francesco Totti. Adapun duet striker di depannya adalah
Alessandro Del Piero dan Christian Vieri.
Posisi Fantasista
memang akrab dengan Francesco Totti. Di posisi ini, Totti bebas berkreasi
mengeskplor pertahanan lawan dengan skill-nya
yang sangat mumpuni. Il Principe
memang telah mengundurkan diri dari Timnas sejak 2006. Akan tetapi di klubnya, AS
Roma, ia tetap menjadi ikon tak tergantikan dalam tim. Bahkan ia masih terus
bermain dan menjadi andalan di usia yang nyaris kepala empat, tanpa kehilangan
taji dan wibawanya sebagai simbol tim yang bermarkas di ibukota Italia itu. Fantastis…
Kemudian penyerang yang pertama adalah
Alessandro Del Piero. Sama halnya Totti, Del Piero sudah menjadi simbol di tim
yang membesarkan namanya, Juventus. Ban kapten tim pun begitu awet di lengannya
selama berseragam Juventus, sebelum akhirnya pindah ke Liga Australia di
penghujung karirnya. Namanya pun kiranya akan abadi di benak setiap Juventini.
Terakhir, pemain yang berduet bersama Del
Piero di depan Totti adalah penyerang bertubuh besar, Christian Vieri. Pemain
yang akrab dipanggil Bobo itu berada di puncak karirnya saat memperkuat
Internazionale Milan. Di timnas pun ia turut diandalkan dalam membobol gawang
setiap lawan yang dihadapi Gli Azzurri.
Dengan postur tinggi besar, plus produktivitasnya dalam mencetak gol, Vieri
seperti monster yang selalu menjadi ancaman pertahnan lawan manapun.
Pelatih
Belum lengkap rasanya jika menyusun sebuah
tim tanpa disertai pelatihnya. Bertindak sebagai juru taktik, saya sempat
mempertimbangkan Giovanni Tapattoni sebagai allenatore
tim yang saya susun. Alasannya karena Mr. Trap adalah pelatih yang paling
banyak mengoleksi gelar scudetto sepanjang karirnya. Akan tetapi ia tercatat
gagal saat menangani Timnas Italia 2000-2004. Akhirnya pilihan saya jatuhkan
pada sosok yang mengarsiteki tim Italia saat juara dunia 2006, Marcello Lippi.
Alasannya
pun simpel dan jelas: dialah yang membangun dan mengasuh tim Italia di bawah bayang
kelabu Calciopoli 2006 hingga menjadi
kampiun dunia.
Formasi
3-4-1-2
Gianluigi Buffon
Fabio Cannavaro Paolo
Maldini (c) Alessandro Nesta
Christian Panucci Gennaro
Gattuso Andrea
Pirlo Gianluca
Zambrotta
Alessandro
Del Piero Christian Vieri
Coach: Marcelo Lippi
Sumber Gambar: Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar