Senin, 01 Juli 2013

Cerita Bersambung : Player (Bag.8)

Sambungan dari bagian 7

Sebelum dijodohkan orang tuanya dengan Rafi, Sandra menjalin hubungan asmara dengan temannya semasa SMA, bernama Angga. Pria itu bekerja sebagai staff HRD di sebuah asuransi swasta. Namun gaya hidupnya yang hedonis kurang disukai kedua orang tua Sandra sehingga hubungan mereka tidak direstui. Sebagai gantinya, Sandra dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan Rafi, seorang pengusaha konveksi yang dirasa punya kepribadian yang lebih baik dari Angga. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, Sandra sebetulnya sama sekali tak memiliki rasa cinta kepada Rafi untuk dijadikan pasangan hidup. Namun karena sikap otoriter kedua orang tua Sandra yang sudah terlanjur mencapai kesepakatan dengan kedua orang tau Rafi, keduanya akhirnya dinikahkan dan resmi menjadi pasangan suami-isteri yang sah.
Sandra pun akhirnya berbesar hati dan mencoba untuk menerima kenyataan. Ia berupaya untuk terus berpikir positif bahwa inilah jalan terbaik untuk hidupnya. Di hadapan Rafi, Sandra selalu tersenyum dan bersikap manis layaknya seorang isteri yang setia pada suami. Namun seperti yang telah dikatakan Pandu, hati kecilnya tidak bisa dibohongi. Ia senantiasa menginginkan hubungan perkawinannya segera berakhir di suatu saat, dan ia mendapatkan kembali kehidupannya sesuai yang ia inginkan.
Sampailah pada saat ia bertemu dan diperkenalkan dengan Pandu, teman Rafi. Rafi sendirilah yang memperkenalkan Pandu kepadanya. Dan Sandra pun turut berteman sama akrabnya dengan Rafi kepada Pandu. Namun tampaknya Pandu menyimpan rasa kepada Sandra. Setelah mengenal Sandra cukup lama, pengusaha tekstil dan butik asal Singapura itu bahkan bisa melihat bahwa ada sesuatu yang disembunyikan dalam diri Sandra, terkait hubungan perkawinannya dengan Rafi.
Pandu lalu menyusun siasat demi misi mendapatkan Sandra dengan cara menyingkirkan Rafi. Gayung pun bersambut. Sandra kini memandang Pandu sebagai super hero yang tengah berupaya menyelamatkan hidupnya dari kekangan Rafi. Namun seperti yang yang terakhir dikatakan Pandu, mereka membutuhkan seseorang bisa dijadikan sebagai tumbal. Kabar baiknya, mereka tak perlu waktu lama untuk menemukan orang yang dimaksud.

                                                                             ****

Ponsel berbunyi tanda ada pesan masuk. Dalam layar tertera nama sang pengirim pesan, yakni “Sandra SMA”. Dibukanya pesan itu oleh seorang pria, yang tak lain adalah Angga.
Angga, are you free? Klo bisa malam jam 7  kita ketemu.” begitu bunyi pesan yang dikirim.
Angga pun menyanggupi ajakan itu, yang notabene dikirim oleh mantan pacarnya yang kini telah bersuami. Keduanya lalu sepakat untuk bertemu di sebuah rumah makan sesuai waktu yang disepakati. Angga yang penasaran apa gerangan alasan Sandra meminta pertemuan antara keduanya, menanyakan hal itu ketika kedua bertemu.
“Ada perlu apa San, minta ketemuan?
“Ada yang pengen aku ceritain Ga..”
Sandra mencurahkan isi hati yang ia pendam selama ini. Kepada Angga, Sandra bercerita bahwa hingga detik itu ia masih belum bisa merasa bahagia hidup bersama Rafi. Ia pun mengatakan bahwa Rafi tidak lebih baik dari Angga dan ingin kembali menjalin hubungan dengan Angga. Dan rupanya memang masih ada sisa rasa cinta yang dimiliki Angga terhadap wanita mantan pacarnya itu. Mereka akhirnya sepakat untuk menjalin hubungan rahasia, di luar sepengetahuan Rafi selaku suami Sandra tentunya.
Semenjak itu pertemuan antara Sandra dan Angga semakin intens. Hampir setiap hari keduanya membuat kesepakatan untuk mengadakan pertemuan eksklusif, layaknya dua insan yang menjalin hubungan asmara. Bahkan ada kalanya mereka sepakat bertemu di hotel dan menghabiskan malam berdua dalam satu kamar.
Seiring berjalannya waktu, kondisi tersebut telah berjalan selama 4 bulan. Namun sepertinya Rafi belum mencium kejanggalan yang ada pada isterinya. Meskipun sering pulang larut malam, Rafi tetap percaya saja dengan alasan yang diutarakan Sandra, yang berkerja di perusahaan catering. Sandra selalu beralibi ada event malam sehingga harus berada di gedung hingga semua urusan tuntas. Kenyataannya memang dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk berada di gedung untuk mengurus sebuah event. Kadang bila acara inti resepsi pernikahan selesai, masih dilanjutkan dengan jamuan untuk para tamu VIP.
Fakta tersebut tentu meningkatkan resiko gagalnya misi yang tengah dijalankan Pandu dan Sandra. Sadar akan hal itu, Pandu akhirnya mencoba untuk turun tangan memperbaiki “arus jalannya misi” agar kembali menuju track yang direncanakan. Pada suatu momen di malam hari, Pandu berkunjung ke rumah Rafi yang kala itu sedang sendirian tanpa isterinya yang menemani. Pandu pun mencoba membangun obrolan mengenai kabar Sandra.
By the way, camna khabar isterimu?” tanya Pandu.
“Baik-baik saja, seperti biasa.jawab Rafi mengangguk.
“Sudah isikah?” goda Pandu.
Hahaha, kami berharap momen itu di usia 30.” Rafi tertawa.
“Lama sangat, jangan terlalulah..”
“Kami memang sudah planning itu sejak awal.”
Tatapan Pandu tertuju pada pintu ruang tamu yang terbuka, sehingga tampaklah halaman luar yang gelap di malam itu. Inilah timing yang tepat untuk menyampaikan apa yang harus ia sampaikan kepada Rafi.
What time is it?” tanya Pandu.
“Jam.. 19.38” jawab Rafi melihat jam di poselnya.
“Sudah jam segini belum pulang juga isterimu. Kau tak kroscek kah?”
“Ada kalanya ia harus mengawasi event di malam hari, pulangnya bisa sampai larut malam.” jawab Rafi.
“Wow, dia sering?”
“Ya, akhir-akhir ini sering.”
Hmm, it just recommendation. Alangkah baiknya bila kau kroscek kondisi isterimu yang sebenar. Bila perlu konfirm juga ke bosnya, apa betul ada event malam hingga larut.” ujar Pandu.
It’s normal. Sering orang mengadakan hajatan di malam hari, dan perusahaan catering juga berperan sebagai event organizer sehingga harus berada di lapangan hingga acara berakhir, tak peduli sampai jam berapa selesainya.”
Yeah, that’s good. Tapi sebagai suami yang care, kau harus pastikan segalanya berjalan sesuai yang kau pikir tentang apa yang dilakukan isterimu. Kau paham what I mean?”
Well, saya sudah cukup paham tentang bagaimana perkerjaan isteriku. Tapi saranmu ya rasional juga.”
Just give impression kau suami yang care and responsible, isterimu pasti makin cinta.”
“You are right.”
Masukan dari Pandu memang telah mengetuk hati Rafi untuk lebih peduli dengan situasi dan kondisi isterinya kala sedang tak berada di rumah. Terlebih tak jarang pula Sandra sama sekali tidak pulang ke rumah. Ketika ditanya mengapa tidak tidur di rumah, alasannya tertidur di kantor setelah lelah mengurus event bersama rekan-rekannya. Maka begitu Pandu selesai berpamitan dan mengakhiri kunjungannya, segera Rafi mengambil ponsel dan mencoba hubungi Sandra.
“Halo Mah…”
Di tempat yang berbeda, tapi waktu yang bersamaan, Sandra duduk di atas karpet dalam sebuah ruang TV. Bukan seragam kantor yang melekat di tubuhnya, melainkan babydoll tipis hingga sebatas lutut.
“Hai Pah, ada apa?” Sandra menjawab panggilan telpon Rafi.
Nanti mau balik jam berapa?
Tiba-tiba datang sosok pria membawa nampan dengan dua gelas berisi minuman berwarna cokelat berbusa, plus sebuah botol minuman berwarna hijau. Sandra memberi isyarat untuk jangan bersuara dan duduklah pria itu disamping Sandra, menaruh salah satu minuman di hadapan Sandra, lalu satu minuman di hadapannya sendiri dan botol yang masih di nampan diletakkan ditengah-tengah mereka.

BERSAMBUNG...
Lanjutannya klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Surat untuk sang Waktu

Dear waktu, Ijinkan aku 'tuk memutar kembali rodamu Rengekan intuisi tak henti-hentinya menagihiku Menagihku akan hutang kepada diriku d...