Jumat, 31 Agustus 2012

World Football Legends All-Time Team By Aliyonk


Tahun 1994 silam, FIFA meluncurkan sebuah tim bernama FIFA World Cup All-Time Team yang terdiri atas pemain-pemain terbaik yang pernah tampil sepanjang sejarah Piala Dunia. Nah, sebagai penikmat sepakbola saya juga mempunyai uneg-uneg tentang tim yang diri atas pemain-pemain yang telah melegenda namanya. Soal kualitas, saya rasa tim ini tidak kalah bila dibandingkan dengan tim yang disusun FIFA tadi. Lalu seperti apa susunan timnya? Berikut adalah tim legenda sepanjang masa versi penulis blog ini. Cekidot... ^ ^

Kiper


Sangat jarang pemain sepakbola yang melegenda berposisi sebagai penjaga gawang. Dino Zoff merupakan salah satu dari sedikit ‘golongan orang-orang hebat’ tersebut. Beliau adalah salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki Negeri Pizza, bahkan di dunia. Sulit dibobol, gerakan refleknya saat berperan sebagai kiper sangat sulit ditandingi oleh kiper manapun. Dino Zoff merupakan bagian dari skuad Gli Azzurri kala merengkuh juara dunia 1982. Itulah yang melatarbelakangi saya menjatuhkan pilihan kepadanya, meskipun ada beberapa kiper lain yang juga melegenda. Setelah pensiun Zoff melanjutkan karir sebagai pelatih dan prestasi terbaiknya adalah membawa Italia menjadi runner-up Euro 2000.

Defender
1)      Bek sayap kanan

Wing Back kanan diisi oleh legenda terbesar Jerman, Franz Aston Beckenbauer atau lebih dikenal dengan Franz Beckenbauer. Beliau dipercaya sebagai pemain tersukses sepanjang sejarah sepakbola Jerman karena satu-satunya orang yang mampu membawa Negeri Bavaria juara dunia baik saat menjadi pemain maupun pelatih. Saat menjadi pemain, situs Wikipedia berbahasa Indonesia menjelaskan bahwa beliau dikenal memiliki leadership, keanggunan, dan  dominasi di atas lapangan sebagai libero. Berkat segala kelebihannya itu, beliau dijuluki Der Kaiser (sang Kaisar). Beliau pula pemain pertama di dunia yang bermain sebagai libero menyerang. Beckenbauer membawa negaranya ke podium tertinggi Piala Dunia 1974 saat menjadi pemain dan membesut tim Panser menjadi kampiun dunia 1990 kala menjadi pelatih. Meski posisi aslinya libero, tapi saya memasangnya sebagai Wing Back kanan karena dalam formasi 4-3-3 tidak memerlukan peran yang biasanya ada dalam formasi tiga bek tersebut. I think it’s okay karena posisi bek sayap toh juga memberi keleluasaan bagi pemerannya untuk maju-mundur membantu serangan dan pertahanan (meski tidak sebebas sweeper).
2)      Stopper

Untuk posisi duo stopper, pertama diisi oleh rekan senegara Beckenbauer, tapi beda generasi. Dialah Lothar Matthaus, salah satu bek legendaris Jerman yang namanya juga harum di kancah sepakbola dunia. Matthaus adalah salah satu anggota skuad Jerman asuhan Franz Beckenbauer saat menjuarai Piala Dunia 1990. Setahun kemudian ia mendapat penghargaan sebagai pemain terbaik dunia oleh FIFA. Matthaus dikenal sangat sukses menjalan perannya sebagai bek. Bahkan legenda sekelas Diego Maradona pun sampai mengakuinya sebagai rival terberat. Uniknya, Mathaus memulai karirnya bukan sebagai pemain belakang, melainkan sebagai gelandang. Ia baru menjadi bek di usia 30 tahun! Anyway, Lothar Mathaus adalah salah satu bek tertangguh di dunia,yang sangat sulit dilewati pemain lawan.


Stopper kedua diisi oleh legenda sepakbola Inggris yang juga masuk FIFA’s World Cup All Time, Bobby Moore. Legenda sepakbola Brazil ,Pele, menjulukinya sebagai bek terjujur yang pernah dihadapinya. Bobby Moore bukan hanya mengandalkan tackling keras, tapi juga lihai dalam membaca arah permainan dan mengantisipasi pergerakan lawan. Kualitas Moore juga terbukti atas perannya sebagai kapten Timnas Inggris mulai tahun 1963, saat masih berusia 22 tahun (kapten termuda Inggris sepanjang sejarah). Tiga tahun kemudian, beliau sukses membawa The Three Lions juara dunia 1966, satu-satunya title Inggris di Piala Dunia hingga sekarang.

3) Bek Sayap Kiri

Posisi left wingback diisi oleh mantan salah satu World’s best freekicker.  Dia adalah pria asal Belanda yang namanya sempat menghiasi skuad Barcelona, Ronald Koeman. Mantan bek kiri Timnas Belanda itu dikenal sebagi pemain belakang yang punya naluri serangan yang tinggi. Kelebihan lain yang juga menjadi trade mark-nya tidak lain adalah tendangan bebasnya. Yup, Ronald Koeman merupakan salah satu pemain yang memilki kemampuan tendangan bebas terbaik di dunia. So, apabila terjadi pelanggaran di dekat kotak penalty, siap-siap saja menghadapi sepakan maut The Flying Dutchman satu ini.

Midfielder


Posisi trio gelandang tengah, untuk sisi kanan diisi oleh legenda terbesar sepakbola Belanda, Hendrik Johannes Cruijff atau Johan Cruyff. Beliau adalah salah satu anggota skuad De Oranje asuhan Rinus Michels yang berjaya di era 1970-an dengan Totaal Voetbal-nya. Yeah, Total Football Belanda memang sempat menjadi buah bibir para penggila sepakbola dunia di era 1970-an karena sangat agresif, atraktif dan menghibur. Meski gagal dalam dua kali kesempatan final Piaal Dunia (1974 dan 1978), tetap saja gaya permainan tim oranye dipuji banyak orang. Dan actor terpenting dibalik suksesnya Total Football tidak lain adalah kapten tim Belanda kala itu, Johan Cruyff. Sama seperti Franz Beckenbauer, Cruyff dikenal berkat kharisma-nya kala beraksi di lapangan hijau. Selain mempunyai kemampuan olah bola yang sangat baik, belau sukses menjadi kapten yang memimpin rekan-rekannya memperagakan sistem permainan yang sangat impresif itu tadi. Selain itu, Cruyff juga tercatat sukses bersama klubnya, Barcelona.


Selanjutnya untuk gelandang sisi tengah diisi oleh pemain imigran Perancis, Claude Makelele. Pemain satu ini lahir di Republik Demokratik Kongo, sebuah negara di Afrika, tapi menetap di Perancis bersama keluarganya. Apa alasan ia masuk tim sepanjang masa versi saya? Ada 2 alasan. Yang pertama karena Makelele Role, kedua karena klub sekaliber Real Madrid langsung ambruk prestasinya setelah ditinggal pemain tersebut.  Claude Makelele adalah simbolnya gelandang bertahan. Dialah pemain pertama yang mempopulerkan posisi tersebut saat bermain untuk Real Madrid tahun 2000-2003. Selama pengabdiannya di Santiago Bernabeu, Los Galacticos merengkuh berbagai gelar juara seperti Liga Spanyol 2000-2001 dan 2002-2003, Liga Champions 2001-2002, Piala Super Spanyol 2001 dan 2003, Piala Super Eropa 2002, serta Piala Interkontinental 2002. Namun setelah manajemen Madrid melepasnya tahun 2003 (bersamaan dengan datangnya David Beckham), prestasi El Real langsung merosot tajam. Mereka tidak meraih gelar apapun di semua kompetisi yang diikuti. Sebaliknya, Chelsea, klub yang merekrut Makelele, berpesta pora atas keberhasilan meraih juara Liga Inggris 2004-2005 dan 2005-2006, Piala Liga Inggris 2004-2005 dan 2006-2007, Piala FA 2006-2007 serta Community Shield 2005. Semua gelar yang diraih dua klub elit tersebut tidak lepas dari peran vital seorang Claude Makelele sebagai gelandang petarung dan penyeimbang tim di lini tengah.


Selanjutnya posisi gelandang tengah sisi kiri diisi oleh sang maestro sepakbola asal Perancis, Zinedine Zidane. Nama pemain yang mengalami kejadian tak sedap saat pertandingan terakhirnya di Piala Dunia 2006 sebelum akhirnya pensiun (menanduk pemain Italia, Marco Materazzi) ini telah disejajarkan dengan legenda-legenda sepakbola lainnya seperti Maradona atau Pele. Zidane punya visi bermain yang bagus. Selain umpan-umpan akurat, dribbling bolanya sulit direbut lawan. Bahkan perusahaan apparel Adidas sampai pernah membuat formasi baru : 4 – zidane - 2 . Hal itu untuk menggambar seberapa hebatnya sosok Zidane di lini tengah, hingga ada semacam ungkapan, “Oper saja ke Zidane, segalanya akan beres…”

Penyerang

                  
          

      Trio pemain yang mengisi lini depan masing-masing ditempati oleh Lionel Messi, Pele dan Diego Maradona. Rasanya saya tak perlu panjang lebar memberi penjelasan tentang Lionel Messi karena saya yakin semua sudah tahu kualitasnya. Selanjutnya posisi penyerang tengah diisi oleh Edson Arantes do Nascimento alias Pele. Saya pun yakin semua pasti sudah tahu bahwa Pele adalah legenda terbesar Negeri Samba yang berposisi sebagai striker. Dan terakhir adalah posisi penyerang kiri yang diisi oleh “kembaran Messi di masa lalu”. Siapa lagi kalau bukan Diego Armando Maradona yang juga dikenal sebagai legenda terbesar sepakbola Argentina.

Manajer/Pelatih


Untuk posisi juru taktik saya percayakan pada sang pencetus sistem permainan yang dikagumi dunia, Total Football. Bisa ditebak, beliau adalah pelatih Timnas Belanda era 1970-an, Rinus Michels. Saya memilihnya sebagai pelatih tim legenda versi saya karena selain sukses memperkenalkan sistem baru yang menjadi cikal bakal trade mark Belanda di masa selanjutnya, formasi yang saya pilih juga sesuai dengan sistem Total football, yaitu 4-3-3.

4-3-3

Dino Zoff
.

             
Franz Beckenbauer                  Lothar Matthaus            Bobby Moore                   Ronald Koeman
           .                                                .                                     .                                         .

                                                             
                                                    Johan Cruyff                       Claude Makelele                   Zinedine Zidane                       
                                     .                                            .                                           .                                


                                                
                                                    Lionel Messi                               Pele                            Diego Maradona                    
                                                             .                                            .                                           .         
                                                                        
Manager :     Rinus Michels


Sumber Gambar :
wikimedia.org
leden.ajax.nl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Surat untuk sang Waktu

Dear waktu, Ijinkan aku 'tuk memutar kembali rodamu Rengekan intuisi tak henti-hentinya menagihiku Menagihku akan hutang kepada diriku d...