Konstelasi politik Indonesia tengah memanas. Berakhirnya
rangkaian proses Pemilihan Legislatif 9 April lalu tak lantas menurunkan suhu.
Kulminasinya justru baru akan tercapai pada Pemilihan Presiden bulan Juli nanti.
Source : http://www.itoday.co.id/ |
Bicara mengenai calon presiden atau kompetitor yang hendak
bertarung pada Pilpres mendatang, masing-masing mereka telah
merumuskan dan menyampaikan visi-misi yang diusung sebagai komoditas atau nilai
jual mereka di mata para pemilih (baca : rakyat). Semuanya bagus. Namun disini
saya tidak mau membahas satu per satu visi-misi mereka karena yang akan saya
lakukan dalam tulisan ini hanya menyampaikan harapan kepada siapapun yang
menduduki kursi RI 1 kelak, untuk jangan mengalihkan perhatian dari hal-hal berikut.
Dua hal yang sebetulnya penting untuk diperhatikan dan disikapi secara patut,
namun tampak sering dipinggirkan karena (mungkin) bukan suatu isu yang seksi,
khususnya sebagai komoditas politik.
1.
Pariwisata
Source : http://www.scuba-libre-bali.com/ |
Okay, hal pertama adalah mengenai
pariwisata. Sebuah sektor perekonomian yang tidak asing lagi di telinga.
Terlebih tentang perannya sebagai sumber devisa negara. Namun bukan berarti
sektor pariwisata adalah satu-satunya yang memiliki peran tersebut. Bahkan
kontribusinya tergolong kalah bila dibanding sektor-sektor lain yang mengemban
peran yang sama.
Posisi
pertama penyumbang devisa terbesar adalah sektor minyak dan gas (migas).
Rangking dua diduduki oleh sektor tambang (mineral dan batubara), lalu disusul sektor
perkebunan(kelapa sawit) . Pariwisata? Ia hanya duduk persis dibawah
sektor-sektor tadi.[1]
Sebuah fakta yang ironis mengingat potensi wisata yang dimiliki negeri ini.
Keindahan
alam Indonesia adalah kekayaan alam yang paling nyata. Dalam artian, kita tidak
perlu menggali hingga lapisan tanah terdalam untuk mengeksploitasinya. Bilapun
harus menggali tanah, tujuannya bukan untuk mengeruk material yang ada, tapi
justru untuk menyelamatkan dan melestarikan warisan yang terkubur
dalam tanah. Dan bukan sebagai objek wisata alam, melainkan dijadikan sebagai
objek wisata sejarah dan pendidikan.
Alam
Indonesia begitu luar biasa. Mulai dari hal-hal terkecil di dunia, seperti
spesies ikan terkecil, primata terkecil, spesies harimau terkecil, hingga
hal-hal terbesar di dunia seperti danau vulkanik terbesar, danau air asam terbesar, area hutan bakau terbesar dan bongkahan batu terbesar.
Di sini orang bisa berselancar di sungai layaknya berselancar di pantai,
tempat ditemukannya fenomena api biru alami (hanya ada 2 di dunia), gumuk
pasir (hanya 4 di dunia), danau habitat ubur-ubur jinak (hanya 2 di dunia), pantai berpasir merah jambu, bahkan ada pula sebuah danau yang kandungan airnya separuh atas adalah air
tawar, separuh bawahnya air laut. Lokasi Indonesia yang berada dalam segitiga
emas (golden triangle) koral dunia,
menjadikannya sebagai pusat konservasi terumbu karang terkaya di dunia.
Keragaman
suku, tradisi dan budaya Nusantara adalah aset yang tak ternilai harganya bagi
Bangsa Indonesia. Ditambah berbagai warisan peradaban kuno, baik berupa
bangunan maupun artefak bersejarah, membuatnya semakin sempurna. Lengkap sudah
potensi wisata yang dimiliki tanah air kita tercinta.
Namun
para stakeholder negeri ini seolah
memandang sebelah mata sektor pariwisata. Kurangnya fokus terhadap sektor ini
tampak dari minimnya anggaran yang dikucurkan untuk promosi pariwisata.[2]
Dampaknya pun terpampang jelas pada jumlah kunjungan wisatawan asing ke
Indonesia. Okelah jumlah kunjungan turis bertambah dari tahun ke tahun. Tapi
dibanding negara-negara tetangga, kita kalah jauh. Bahkan sampai kalah dengan
tetangga yang luas wilayahnya tidak sampai se-jabodetabek!
Lebih
konkret lagi pada pemilu tahun ini. Silahkan cek struktur organisasi Dewan Perwakilan Pusat
masing-masing Parpol peserta Pemilu 2014. Hampir semuanya tidak ada yang
menempatkan pariwisata sebagai bidang sektoral yang menjadi fokus kerja partai.
Sebetulnya
peran yang diemban pariwisata bukan sekedar sumber devisa belaka. Jauh lebih
dari itu, pariwisata merupakan ajang pemberdayaan potensi ekonomi kerakyatan.
Usaha-usaha mikro, kecil dan menengah, serta pemberdayaan potensi-potensi lokal
masyarakat, sangat bisa didongkrak melalui pariwisata. Hal ini tentu sejalan
dengan program-program pro-rakyat yang diusung sejumlah parpol peserta pemilu.
Oleh
karena itu, sudah selayaknya pemimpin mendatang harus mempunyai paradigma yang
berbeda dalam memandang pariwisata. Sebuah sektor yang bila digarap secara
serius, bukan mustahil untuk menjelma menjadi sektor yang berperan sentral
dalam perekonomian nasional. Pariwisata bukan hanya memberi keuntungan materi,
tapi juga non materi. Ingat, cukup banyak negara yang suskses mengangkat
citranya berkat bidang satu ini.
2.
Konservasi
Hutan
Source : http://savehutankalimantanbarat.blogspot.com/ |
Penegakan hukum, harus. Kedaulatan pangan, oke. Kedaulatan energy, yes. Pendidikan yang inklusif dan berkualitas, great. Pertumbuhan ekonomi tinggi disertai pemerataan, boleh.
Memang semuanya penting. Tapi itu baru mencakup kepentingan manusianya. Kita tidak boleh lupa bahwa kita hidup di
sebuah tempat yang disediakan Tuhan, yakni alam. Jadi, sudah sepatutnya
perhatian juga diberikan kepada alam penyangga kehidupan kita.
Indonesia
dianugerahi Tuhan kekayaan alam berupa hutan hujan tropis terbesar nomor 3
dunia. Fakta ini turut melegitimasi hutan Indonesia sebagai salah satu
paru-paru dunia. Perannya kian penting di tengah merebaknya isu perubahan iklim
global. Hutan Indonesia adalah rumah bagi jutaan spesies flora-fauna dengan
biodiversitas tertinggi kedua di dunia. Bahkan mempunyai organisme endemik
terbanyak di muka bumi. Sayangnya, reputasi itu tercoreng dengan laju
deforestasi terparah di dunia.
Pemberian
status taman nasional di sejumlah area konservasi di Indonesia, tak lantas
membuatnya terbebas dari ancaman predator yang disebut pembalakan liar. Sebagai
contoh sebuah taman nasional di timur Kalimantan. Hutan tersebut memiliki
keanekaragaman hayati cukup kaya. Bahkan di tempat itu pula terdapat pohon ulin
terbesar di dunia, tingginya 20 meter dan berumur kurang lebih 1000 tahun.[3]
Namun eksistensi hutan tersebut kian terancam oleh berbagai faktor, mulai dari
pembalakan liar, hingga pemukiman yang dibangun di area hutan. [4]
Satu contoh
lagi adalah hutan hujan tropis Sumatera. Kawasan hutan ini telah mendapat
kehormatan dari UNESCO sebagai warisan dunia (UNESCO World Heritage). Namun sekarang, cobalah buka laman resmi
UNESCO. Pada daftar warisan dunia UNESCO, kita dapat melihat bahwa hutan hujan
tropis sumatera (Tropical Rain Forest of
Sumatera) diberi warna merah pada simbolnya. Sebuah tanda yang khusus
disematkan pada warisan dunia yang terancam kelestariannya. Ironisnya, hutan
hujan sumatera menjadi satu-satunya di Asia Tenggara yang mendapat tanda
tersebut.
Oleh
karena itu, alangkah bijaknya bila siapapun yang berada di tampuk kekuasaan
tertinggi nanti, memiliki kepedulian dan perhatian yang besar pada masalah
hutan Indonesia. Khususnya dalam upaya
merehabilitasi kawasan hutan yang rusak, serta perlindungan yang cukup terhadap
hutan yang masih lestari. Bagaimanapun alam telah memberi kita kehidupan, jadi
sudah sepatutnya kita sebagai manusia turut memperlakukan alam secara adil dan
bijak.
Demikian
sekelumit pikiran dan harapan yang dituangkan dalam tulisan ini. Saya tidak
mengharap dua hal diatas dikomodifikasi sebagai “objek jualan” politisi. Yang
terpenting adalah perhatian dan tindakan nyata dari pemimpin mendatang,
kaitannya dengan dua hal tadi. Semoga Pemilu 2014 mampu menghasilkan sosok
negarawan yang cakap dan amanah. Negarawan yang mampu memimpin, memahami,
melayani dan melindungi segenap unsur yang ada di tanah air Indonesia.
[1]
http://economy.okezone.com/read/2012/07/05/320/659393/pariwisata-penyumbang-devisa-terbesar-kelima-di-indonesia
[2]
http://travel.kompas.com/read/2013/09/24/0815118/Pariwisata.Belum.Dianggap.sebagai.Sektor.Penting
[3]
http://sains.kompas.com/read/2013/03/18/12370079/Pohon.Ulin.Terbesar.Dunia.Ada.di.Indonesia
[4]
http://news.detik.com/read/2013/12/08/004559/2435461/10/peneliti-asal-kanada-ini-kaget-melihat-kondisi-taman-nasional-kutai
salam hangat dari kami ijininformasinya dari kami pengrajin jaket kulit
BalasHapussalam hangat, silahkan..
BalasHapus