Source: http://energitoday.com |
Hari Minggu, 28 Juni 2015. Dua belas hari lalu Kontingen Indonesia baru saja mengakhiri kiprahnya di SEA Games Singapura 2015. Sebuah event olahraga yang menempatkan kontingen kita berada di peringkat 5 dari 11 negara yang berpartisipasi, dengan torehan 47 medali emas, 61 perak dan 74 perunggu. Catatan tersebut terbilang jauh dari harapan mengingat target yang dicanangkan Kemenpora adalah 72 medali emas dan bertengger di peringkat 2 daftar perolehan medali.[1]
Jika melihat track record
Indonesia pada ajang SEA Games, peringkat 5 daftar raihan medali bukan pertama
kalinya mengingat kontingen kita juga pernah berada di peringkat yang sama pada
SEA Games Manila 2005. Sedangkan torehan 47 medali emas masih sedikit lebih
baik dari raihan medali emas pada SEA Games 1999 yang “hanya” 44 medali emas
kendati tetap saja raihan emas tahun ini sangat rendah.
Dan bila kita lebih cermati lagi,
catatan rekor Indonesia pada SEA Games memang menunjukkan tren yang kurang baik
sejak SEA Games (SEAG) 1999 di Brunei Darussalam. Ya, dulu Indonesia adalah “Raja
SEA Games” yang hampir selalu juara umum. Dari rentang SEAG 1977-1997, hanya 2
kali Indonesia berada di peringkat 2 pada tahun 1985 dan 1995. Selebihnya,
Merah-Putih selalu juara satu dalam torehan total medali.
Catatan emas tersebut mulai
memudar pada akhir Abad XX. Ironisnya terjadi setelah kulminasi raihan medali
pada SEA Games Jakarta 1997. Setelah mencatatkan rekor 194 medali emas pada
SEAG 1997 (rekor emas terbanyak sepanjang sejarah SEA Games), 2 tahun kemudian
justru mencatatkan rekor terburuk dengan hanya meraih 44 emas di Bandar Seri
Begawan 1999 dan menduduki posisi ke-3. Sejak itu Indonesia tak pernah lagi merasakan juara umum sebelum
akhirnya menjadi tuan rumah 2011.
Bicara prestasi olahraga memang tak
dapat terlepas dari pembinaan intensif usia dini. Dan tentu saja untuk mewujudkannya
butuh sarana dan infrastruktur yang memadai. Dari sini ingatan saya tertuju
pada proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON)
Hambalang yang sedianya ditujukan untuk tempat pembinaan atlet-atlet nasional.
Gagasan P3SON Hambalang memang
penting karena setelah Sekolah Olahraga Ragunan diserahkan kepada Pemprov DKI
pasca otonomi daerah, belum ada lagi fasilitas pembinaan olahraga bertaraf
nasional yang dikelola pusat.[2]
Selain itu, perkembangan zaman membuat Indonesia butuh tempat semacam SKO
Ragunan yang lebih besar, lengkap dan modern. Oleh karena itulah pembangunan
proyek Hambalang merupakan suatu hal yang perlu.
Sayang, sebagaimana kita ketahui,
proyek tersebut menemui kendala berupa kasus korupsi yang menjadi isu nasional.
Akan tetapi, kasus yang mendera hendaknya tidak menjadi halangan untuk
menyelesaikan pembangunan proyek tersebut. Terlebih setelah para pelakunya
telah dijatuhi vonis pengadilan. Alangkah baiknya jika fokus kembali ke track
awal untuk melanjutkan pembangunan
Hambalang hingga tuntas.
Sempat pula saya dahulu mendengar gagasan
dari kalangan yang kurang setuju dengan pembangunan Hambalang. Mereka
lebih setuju pada pembangunan fasilitas untuk menunjang pembinaan olahraga
berdasar minat daerah. Misalnya sepak takraw banyak diminati warga Sulawesi,
maka dibangun sekolah sepak takraw di Sulawesi. Kemudian sekolah atletik di
NTT, sepak bola di Papua dan sebagainya.
Gagasan itu juga menarik. Tetapi perlu
diingat bahwa perkembangan sosial masyarakat sangat dinamis seiring perputaran
waktu. Termasuk pula minat kolektif masyarakat terhadap suatu hal tertentu.
Mungkin bisa saja saat ini masyarakat Papua suka sepak bola atau orang Sulawesi
minat sepak takraw. Namun seiring perkembangan zaman, pengaruh-pengaruh luar
makin masif, siapa bisa jamin pandangan mereka tak mungkin berubah?
Oleh karena itu saya lebih mendukung PPLP yang memadai di tiap daerah, serta memandang pentingnya P3SON Hambalang sebagai wadah pembinaan olahraga nasional
yang terintegrasi, plus P3SON khusus Olahraga Bahari sebagai pelengkap. Dengan penerapan sport
science yang maksimal dan talent scouting yang intens ke daerah, kelak
P3SON akan menjadi “kawah candradimuka” atlet-atlet nasional yang siap membawa
nama bangsa ke puncak kejayaan.
Salam olahraga...
Salam olahraga...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar