Minggu, 19 Juni 2016

Agama Terbaik di Dunia?

Ketika sesi reses sebuah acara diskusi tentang agama dan kebebasan, Dalai Lama mendapat pertanyaan yang menggelitik dari Leonardo Boff tentang agama apa yang paling baik di dunia. Leonardo sendiri adalah seorang tokoh renovator teologi pembebasan Amerika Latin yang berasal Brazil. Berikut dialog mereka, antara Leonardo (L) dan Dalai Lama (D):

L : “Menurut anda, agama apa yang terbaik di dunia ini?”

Leonardo berpikir jawaban yang akan ia terima adalah Buddha dari Tibet atau agama-agama timur yang usianya lebih tua dari Kristianitas.

D : (tersenyum seraya menatap Leonardo) “Agama terbaik di dunia adalah yang lebih mendekatkan diri anda pada cinta, yaitu agama yang membuat anda menjadi orang yang lebih baik.”

Sambil menutup rasa malu, Leonardo kembali bertanya.

L : “Apa tanda agama yang membuat kita menjadi lebih baik?”

D : “Agama apapun yang bisa membuat anda lebih welas asih, lebih berpikiran sehat, lebih objektif dan adil, lebih menyayangi, lebih manusiawi, lebih punya rasa tanggung jawab, lebih beretika, agama yang punya kualitas seperti yang saya sebut adalah agama terbaik.”

Leonardo terdiam sejenak dan terkagum-kagum atas jawaban yang bijak dan tak terbantahkan itu. Dalai Lama lalu kembali melanjutkan,

D : “Kawan, tak penting bagi saya apa agamamu, tak peduli anda beragama atau tidak. Yang betul-betul penting bagi saya adalah perilaku anda di depan kawan-kawan anda, di depan keluarga, lingkungan kerja, dan dunia.

Ingat, alam semesta akan menggaungkan apa yang sudah kita lakukan dan pikirkan. Hukum aksi dan reaksi tidak ekslusif hanya untuk ilmu fisika, melainkan juga untuk hubungan antarmanusia. Jika saya berbuat baik, akan menerima kebaikan. Jika saya jahat, maka saya pun akan mendapatkan keburukan yang sama.”

Menurut Dalai Lama, apa yang telah disampaikan nenek moyang kita adalah kebenaran murni. Dalai Lama lantas menegaskan.

D : “Anda akan mendapatkan apa saja yang anda inginkan untuk orang lain. Dan menjadi bahagia bukanlah persoalan takdir, melainkan pilihan.”

Dan akhirnya Dalai Lama menutup:

“Jagalah pikiranmu, karena akan menjadi perkataanmu

Jagalah perkataanmu, karena akan menjadi perbuatanmu

Jagalah perbuatanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu

Jagalah kebiasaanmu, karena akan menjadi karaktermu

Jagalah karaktermu, karena akan menjadi nasib/kammamu

Jadi, nasib/kammamu berawal dari pikiranmu, dan tak ada agama yang lebih tinggi daripada  kebenaran.”



Disadur dari: http://health.liputan6.com/read/2258491/agama-yang-paling-baik-di-dunia
                                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Surat untuk sang Waktu

Dear waktu, Ijinkan aku 'tuk memutar kembali rodamu Rengekan intuisi tak henti-hentinya menagihiku Menagihku akan hutang kepada diriku d...