Sabtu, 07 Januari 2012

Inovasi Green Car Untuk Mobil Nasional


           Beberapa hari terakhir masyarakat disuguhi berita yang cukup menarik, yakni mengenai digunakannya mobil rakitan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) oleh walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) sebagai mobil dinas. Langkah yang diambil sang walikota mendapat perhatian istimewa karena dipandang sebagai bentuk apresiasi terhadap karya anak bangsa meskipun harus diakui produk tersebut masih membutuhkan ujicoba lebih untuk mencapai standar yang sesuai untuk dipasarkan secara luas.         
                Masyarakat Indonesia memang sudah lama tidak disuguhi sebuah inovasi karya bangsa yang dapat dibanggakan seperti mobil buatan tangan anak negeri. Meski demikian, sebetulnya proyek mobil nasional (mobnas) telah dicanangkan sejak zaman orde baru tepatnya di era 90-an dimana saat itu muncul gagasan untuk memproduksi mobil nasional buatan dalam negeri. Rencana tersebut sempat terealisasi dengan diproduksinya mobil Timor menjelang akhir dekade 90-an. Merek Timor sendiri merupakan akronim dari Teknologi Industri Mobil Rakyat, disingkat Timor. Tapi sayang ketika badai krisis moneter menerjang Asia 1997-1998 bersamaan dengan berakhirnya rezim yang berkuasa, proyek tersebut terhenti.   
            Selang beberapa tahun setelah era reformasi, mobil-mobil baru karya anak bangsa kembali bermunculan. Salah satunya tentu mobil Esemka yang tengah menjadi perbincangan akhir-akhir ini. Namun yang akan menjadi tantangan Esemka bila nanti jadi dipasarkan adalah bagaimana cara menarik minat konsumen dalam negeri?
            Selama ini masyarakat sudah sangat terbiasa dengan produk otomotif luar negeri sehingga kepercayaan mereka terhadap produk tersebut sudah terjamin. Sehingga mobil dalam negeri harus merintis dari awal untuk membangun kepercayaan konsumen atas produknya. Untuk itu diperlukan adanya gebrakan inovasi untuk produk yang hendak dijual agar punya cukup daya saing. Selain berkualitas baik, inovasi yang dihasilkan juga harus berupa sesuatu yang berbeda atau paling tidak masih jarang ditemukan.
            Inovasi baru yang mungkin bisa dilakukan oleh pelaku industri mobnas misalnya dengan menerapkan konsep green car melalui teknologi hybrid untuk produk mobil yang hendak dipasarkan. Teknologi ini bisa berupa kombinasi antara conventional engine dengan tenaga listrik atau tenaga lain yang ramah lingkungan. Mobil semacam ini dianggap sebagai mobil yang irit dan ramah lingkungan sehingga menarik untuk dikembangkan. Apalagi untuk soal dana tampaknya pelaku industri tak perlu khawatir karena kabarnya pemerintah siap mendukung dana untuk pengembangan industri mobnas. Untuk urusan riset pun pelaku industri mobnas bisa menggandeng lembaga seperti LIPI atau Perguruan Tinggi sebagai mitra mereka.
            Dengan dilakukannya inovasi yang mampu meningkatkan kualitas produk mobnas dengan berpegang pada prinsip green car, masyarakat bukan hanya dibuat bangga karena bangsanya mampu memproduksi mobil buatan sendiri, tapi juga bangga karena menghasilkan sebuah inovasi yang berguna untuk kelangsungan hidup di masa mendatang.

Sumber gambar : http://media.vivanews.com/images/2012/01/02/138402_mobil-dinas-jokowi-rakitan-anak-smk.jpg

1 komentar:

  1. sepertinya rasa Nasionalismelah yang akan memajukan mobnas, tidak sebentar waktu yang dibutuhkan agar mobnas setara dengan mobil bermerek luar. saya ambil kisah mobil kijang . dulu tubuhnya kotak seperti wadah korek api yang disusun-susun. setelah bermetafosa menjadi Kijang gand ekstra 1.8, berlanjut menjadi kijang kapsul berbagai variant, dan sekarang menjadi kijang inova yang nyaman. mobil nasional kiat esemka mungkin dimasa yang akan mendatang bisa menjadi sekelas Toyota alphard atau Fortuner jika terus berinovasi. dan satu syarat. Nasionalisme dan Riset....

    BalasHapus

Postingan Terbaru

Surat untuk sang Waktu

Dear waktu, Ijinkan aku 'tuk memutar kembali rodamu Rengekan intuisi tak henti-hentinya menagihiku Menagihku akan hutang kepada diriku d...