Minggu, 21 Juli 2019

Petita

Sampai kapan gerangan kau mencandaiku seperti itu
Apakah karena aku terlalu keji pada diriku sendiri?
Apakah aku terlalu naif menginsafi hidup
Sehingga dengan lancangnya aku kau jungkali
Benarkah praduga yang kubangun ini untukmu?
Tolong jawab, berikan aku klarifikasi

Dua puluh sembilan kali kau membawaku mengitari Arka
Tabula rasa yang ditempa dalam ruang waktu
Kesetiaanlah yang membujukku terus mengikutinya
Adakah diriku menjadi makhluk-Nya yang melampau batas?
Jika ya, apakah ini proses natural, atau ada sesuatu yang mendesain?
Tiada satupun di dunia ini yang sudi melampau batas!

Aku tetaplah aku
Pemimpi yang berangan melakukan perjalanan lintas waktu
Mengintip Bumi pada masa prakambrium
Sampai ke penghujung masa alluvium
Sebagai saksi matinya si mata satu
Lalu ku terbangi langit, jauh... hingga cakrawala ku tembus
Melintasi dan mencumbui indahnya semesta di tiap sudut

Oh, abaikan saja yang tadi itu, abaikan
Kembali ke realitas, inilah sebenar-benar kehidupan
Dimana kita biasa mengarunginya dalam tawa, duka dan kehampaan
Maka jangan ada lagi kejahilan-kejahilan
Rubahlah semua menjadi pencapaian-pencapaian
Demi aku, dirimu, dan orang-orang saentero kita sekalian
Menjadi insan yang mulia di tiap aspek kehidupan
Dan menjadi raja yang menguasai masa depan
Jadi, sudikah engkau memberi jawaban?


Jakarta, 21 Juli 2019
Written by: Ali-aliyonk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Surat untuk sang Waktu

Dear waktu, Ijinkan aku 'tuk memutar kembali rodamu Rengekan intuisi tak henti-hentinya menagihiku Menagihku akan hutang kepada diriku d...