Rabu, 21 Maret 2012

Bandara Baru, Harapan Baru


            Bandar Udara atau Bandara, khususnya Bandara Internasional, merupakan pra-sarana yang mempunyai berbagai manfaat yang penting bagi negara atau daerah yang bersangkutan. Keberadaan Bandara Internasional antara lain berfungsi sebagai pintu gerbang menuju negara yang bersangkutan, menggerakkan perekonomian daerah yang ditempati, serta mengangkat derajat daerah tempat berdirinya bandara di kancah internasional. Suatu daerah yang belum ada bandara kemudian dibangun sebuah Bandara Internasional, besar kemungkinan pertumbuhan ekonominya melaju pesat dan menjadi daerah yang prospektif.

          
               Hampir seluruh provinsi di Indonesia telah memiliki Bandara bertaraf internasional. Kali ini pun tidak jarang ada beberapa provinsi yang berencana melakukan pengembangan bandaranya untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas bandara, bahkan ada juga yang membangun bandara baru yang lebih qualified guna menggantikan bandara yang lama. Salah satu provinsi di Indonesia yang berencana akan membangun bandara baru adalag Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang selama ini telah memiliki Bandara Adisucipto.
            Untuk diketahui, Bandara Adisucipto yang berlokasi di timur kota Yogyakarta, mempunyai kapasitas 3 juta penumpang per tahun dan memperoleh status bandara internasional sejak 2004. Namun seiring dengan berjalannya waktu, makin tingginya jumlah pengguna jasa bandara tersebut, sehingga data terakhir menyebutkan bahwa kepadatan penumpang telah mencapai 4 juta penumpang per tahun. Untuk dilakukan pengembangan pun rasanya sudah tidak memungkinkan karena lahan di sekitar bandara sudah banyak yang terpakai. Terlebih lagi kondisi lokasi yang sekarang sudah tidak layak untuk keberlangsungan kegiatan bandara karena letaknya yang relatif berada di wilayah pemikiman penduduk.
            Fakta itulah yang mendasari niat Pemprov DIY yang menandatangi Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Angkasa Pura I untuk membangun bandara internasional baru guna menggantikan posisi Bandara Adisucipto. Rencananya bandara baru yang hendak dibangun tersebut akan dilengkapi fasilitas canggih yang didatangkan dari Republik Ceko dan pembangunanya melibatkan kontraktor dari India. Bandara baru tersebut didesain untuk menampung 10 juta penumpang per tahun. Menariknya, panjang landasan pacu (runway) direncanakan mencapai 5.400 meter alias 5,4 km (setara Jembatan Suramadu!). Padahal bandara dengan runway terpanjang di Indonesia, Bandara Internasional Hang Nadim di Batam, landasan pacunya 4.025 meter. So, berarti bandara jogja nanti akan menggeser Hang Nadim??    
            Lokasi yang hendak dijadikan tempat berdirinya bandara baru pun dicari. Setidaknya ada 6 calon yang dinilai kelayakannya, namun hanya dua lokasi yang paling menonjol untuk dijagokan, yakni Kecamatan Sanden di Bantul dan Kecamatan Temon  di Kulon Progo. Kedua daerah tersebut memang dinilai ideal untuk dijadikan lokasi bandara karena letaknya yang berada di pesisir pantai. Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Prostal) Universitas Gadjah Mada mendapat kepercayaan untuk melakukan pra studi kelayakan (feasibility study) terhadap calon-calon lokasi bandara.
            Setelah melakukan peninjauan dan penilaian secara seksama terhadap beberapa calon lokasi yang diajukan, pada pertengah bulan maret kemarin Prostal UGM telah mengumumkan hasil pra studi kelayakannya. Dan lokasi yang dinilai paling tepat untuk dijadikan lokasi pembangunan bandara pun akhirnya jatuh kepada Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Keputusan ini pun mendapat sambutan positif dari Pemkab Kulon Progo yang sejak awal tampaknya memang sudah optimis  wilayahnya terpilih menjadi lokasi pembangunan bandara. Rencana pembangunan bandara di Temon sekaligus menambah daftar mega proyek yang hendak dibangun di Kabupaten yang terletak di sebelah barat Sungai Progo tersebut menyusul rencana pembangunan pelabuhan perikanan di Tanjung Adikarto yang telah santer diberitakan sebelumnya.
            Sebagai warga jogja tentu saya mendukung segala kebijakan yang ditujukan untuk membangun daerah agar lebih maju dan sejahtera. Meskipun baru tahap pra studi kelayakan, seandainya memang benar bandara akan dibangun di Temon, ada beberapa hal, atau mungkin lebih tepat disebut sebagai masukan, yang menurut saya cukup penting untuk dilaksanakan, ketika bandara sedang dibangun maupun ketika selesai dibangun. Pertama, saya menyarankan konsep bandara baru nantinya dibangun dengan arsitektur tradisional. Konsep pengembangan Bandara Ngurah Rai di Bali bisa dijadikan contoh. Arsitektur bandara  di pulau dewata itu akan direnovasi dengan arsitektur gaya tradisional Bali. Hal tersebut dilakukan bukan hanya untuk melestarikan nilai budaya daerah, tapi sekaligus untuk daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang melalui bandara yang bersangkutan. Apalagi DIY juga seperti Bali, sama-sama tempat tujuan wisata utama di Indonesia. Dengan mengedepankan arsitektur khas Jawa secara tidak langsung menegaskan eksistensi DIY sebagai salah satu pusat kebudayaan yang menjadi tujuan pariwisata di pulau tersebut.
            Kedua, saya menyarankan bila bandara sudah jadi, kawasan di sekitar bandara, di semua sisi bandara baik utara, barat, timur, selatan sebisa mungkin harus steril dari aktivitas penduduk, apalagi pemukiman penduduk. Minimal sejauh 2 km. Hal ini penting bukan hanya agar kegiatan bandara lancar, tapi lebih untuk ke antisipasi jangka panjang. Belajar dari pengalaman selama ini dimana untuk membangun atau mengembangkan infrastruktur, salah satu kendala terberat adalah pembebasan lahan. Bandara Soekarno-Hatta bisa dijadikan contoh konkrit. Rencana pemerintah untuk mengembangkan bandara tersebut terkendala pembebasan lahan karena kawasan di sekitar Bandara sudah banyak dijadikan tempat aktivitas penduduk bahkan untuk pemukiman. Dengan melakukan sterilisasi sejak dini terhadap kawasan sekitar bandara, kemungkinan akan lebih mudah dalam mendapatkan lahan bila suatu saat hendak melakukan pengembangan.
            Masukan ketiga tentang akses menuju bandara. Bila dilihat di peta, wilayah Temon terletak di ujung barat pesisir selatan Kulon Progo, berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo (Jawa Tengah). Saya tidak tahu detail berapa kilometer jarak antara Temon dengan pusat kota Jogja. Yang jelas amat sangat jauh sekali dibandingkan dengan Bandara Adisucipto yang sekarang. Untuk itu perlu dipikirkan sarana maupun pra-sarana yang tepat untuk menunjang akses dari dan menuju bandara. Saya cenderung lebih setuju bila menggunakan moda transportasi berbasis rel, alias kereta api sebagai akses bandara. Karena moda kereta api selain cepat dan lancar (bebas hambatan karena berjalan di rel), kapasitasnya massif dan tergolong aman dan nyaman. Akan berbeda halnya bila seandainya Pemprov DIY membangun jalan tol Jogja-Temon untuk akses ke bandara. Jalan tol memang lancar, tapi tidak efisien karena penggunanya harus memakan waktu lebih lama di perjalanan dan boros BBM. Bila perlu akses relnya nanti dibuat double track agar lebih efektif dalam memobilisasi penumpang dari dan menuju bandara.
            Terakhir, masih berhubungan dengan saran ketiga tadi. Pembangunan bandara hendaknya terintegrasi dengan stasiun kereta api yang melayani penumpang dari dan menuju bandara. Sehingga begitu calon penumpang turun dari kereta di stasiun, mereka tinggal berjalan kaki menuju bandara karena stasiun tempat pemberhentiannya memang terletak di dalam kawasan bandara. Semua saran diatas tidak terlepas dari ketentuan Pasal 214 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang bunyinya :
"Bandar udara sebagai bangunan gedung dengan fungsi khusus, pembangunan wajib memperhatikan ketentuan keselamatan dan keamanan penerbangan, mutu pelayanan jasa kebandarudaraan, kelestarian lingkungan serta keterpaduan intermoda dan multimoda."
            Rencana pembangunan bandara internasional di Kulon Progo memang sudah sepatutnya dilakukan oleh Pemrov DIY dalam rangka melaksanakan pelayanan publik. Keberadaan infrastruktur yang layak memang menjadi pra-sayarat dapat berkembangnya suatu daerah. Kelak bila bandara baru itu jadi, tak jauh dari bandara akan dibangun hotel-hotel untuk akomodasi penumpang, rumah-rumah makan, tempat perbelanjaan, dan sebagainya. Keberadaan tempat-tempat itu tentu akan membuka lapangan kerja baru yang menyerap tenaga-tenaga kerja setempat sehingga mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu dengan bertumbuhnya hotel-hotel dan restoran juga berimbas terhadap meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena pajak hotel dan restoran masuknya ke kas Kabupaten/Kota.
             Dengan adanya rencana pembangunan bandara dan pelabuhan kiranya menjadi sinyal bangkitnya pembangunan di Kulon Progo. Apalagi belum lama ini pemerintah juga hendak membangun industri besi-baja di kabupaten yang beribukota di Wates itu yang tentunya akan menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja. Apabila ketiga mega proyek tersebut terealisasi, bukan tidak mungkin perekonomian Kulon Progo bakal lebih menggeliat dan berimbas pada  peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.


           
           
           
           
           
           
           
            

Jumat, 02 Maret 2012

A Day To Be Forgotten...


Tanggal 29 Februari. Sebuah tanggal yang hanya terjadi empat tahun sekali, karena tanggal 29 februari hanya ada di tahun kabisat (angka tahun yang habis dibagi empat). Tahun ini, 2012, tanggal langka tersebut jatuh pada hari rabu, tepat sehari sebelum dipostingnya artikel ini. Pada hari langka itu pula telah terjadi sebuah peristiwa yang juga langka tapi pahit untuk dikenang, khususnya bagi para insan sepakbola Indonesia. What happened on that day? Timnas Indonesia telah mencatatkan rekor kekalahan terburuk sepanjang sejarah persepakbolaan Indonesia. Bermain di kota Manama (markas tim Bahrain), tim Garuda dibantai habis sepuluh gol tanpa balas! Belum pernah sejak PSSI didirikan pada tahun 1930, timnas mengalami kekalahan dengan gol sebanyak itu, bahkan ketika melawan Brazil pada tahun 1972 sekalipun.
Ketika awal saya mengetahui Timnas Indonesia hendak menjalani laga terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2014 melawan tuan rumah Bahrain dengan membawa pemain-pemain muda dari kompetisi legal, saya memang sudah memprediksi Timnas bakal kalah telak. Bukannya pesimistis, tapi realistis. Bahrain adalah salah satu tim terkuat di Timur Tengah dan prestasinya cukup berkibar di Asia. Hal ini terbukti pada 2 kualifikasi piala dunia terakhir (2006 dan 2010), mereka selalu lolos ke babak akhir (play off) meski akhirnya gagal lolos ke piala dunia.
Ketika menonton siaran langsung pertandingan tersebut saya hanya melihat Babak I saja dimana kedudukan akhir 4-0 untuk tuan rumah Bahrain. Separuh dari empat gol itu dilesakkan lewat titik putih alias penalty. Begitu babak pertama usai saya langsung matikan TV dan menyetel computer untuk berinternet. Setelah cukup lama saya asyik “berselancar” di berbagai situs (bukan porno loh :P), saya memutuskan untuk mengupdate skor pertandingan di TV. Begitu saya buka beritanya, Ow… My… Gosh. Baru… aja timnas membukukan rekor baru berupa kekalahan terburuk sepanjang sejarah. As we know today, skor akhir adalah 10-0 untuk kemenangan Bahrain. Buset dah!
Terakhir sebelum saya ketik artikel ini, diberitakan bahwa hasil pertandingan tersebut mengundang kecurigaan FIFA. Organisasi sepakbola tertinggi di dunia tersebut hendak menginvestigasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang illegal seperti suap. Skor pertandingan itu memang tidak masuk akal. Bagaimana mungkin Bahrain yang untuk lolos harus menang minimal sepuluh gol atas Indonesia (hampir mustahil), secara kebetulan bisa terwujud dengan skor yang benar-benar diharapkan. Meskipun Bahrain tetap tak lolos karena kalah poin dari Qatar (saat bersamaan menahan imbang Iran 2-2), FIFA tetap melihat ada kejanggalan pada pertandingan yang berlangsung di kota Manama tersebut.
Saat pertandingan baru berjalan sekitar 3 menit, kiper Indonesia sudah diganjar kartu merah karena menjatuhkan pemain Bahrain di kotak penalty. Beberapa lama kemudian kembali terjadi pelanggaran di kotak penalty. Namun penalty kedua Bahrain berhasil ditepis kiper lapis dua Indonesia. Selang tak lama kemudian kembali terjadi pelanggaran yang menyebabkan penalty bagi Bahrain dan berhasil membuahkan gol. So, dalam satu babak terjadi 3 kali penalty. Babak kedua Bahrain menambah 6 gol yang salah satunya juga dihasilkan lewat penalty. Jadi totalnya ada 4 penalti dalam satu pertandingan.
Namun terlepas dari kepemimpinan wasit atau faktor non teknis lain yang mempengaruhi pertandingan tersebut, penampilan timnas memang benara-benar menunjukkan mereka memang tim yang belum matang. Jelas saja karena mayoritas pemain yang dibawa berusia U-23 dan caps internasionalnya masih nol. Hal ini merupakan buah dari keputusan PSSI yang terlalu berani menurunkan pemain-pemain muda minim pengalaman yang berasal dari klub-klub liga yang mereka akui. Padahal sebagian besar pemain talenta terbaik negeri ini berada di Liga yang justru di-judge sebagai liga illegal oleh PSSI.
Bagi para pemerhati sepak bola nasional tentu sudah akrab atau bahkan bosan dengan kontroversi dilarangnya pemain di luar liga resmi, untuk membela timnas. Keputusan PSSI disinyalir karena adanya kepentingan. Karena ketua PSSI yang sekarang adalah kaki-tangan dari orang yang mencetuskan kompetisi Liga Sepakbola Profesional yang kini diakui PSSI sebagai liga yang sah. Padahal pada masa ketua PSSI yang sebelumnya, liga profesional tersebut sudah dianggap tidak sah. So, cukup reasonable bila muncul dugaan peninjukan liga yang sah sekarang memang sarat kepentingan.
Sebenarnya kepemimpinan PSSI yang sekarang punya visi yang bagus dan cukup jelas. Yaitu fokus pada pembinaan usia dini dengan menggelar kompetisi usia muda oleh setiap pengcab di seluruh Indonesia. Mereka pun juga serius menyiapkan timnas di segala kelompok umur mulai dari U-17, U-19, U-21, U-23 hingga senior. Tapi sayangnya PSSI masih belum bisa melepaskan ego mereka yang tetap bersikeras melarang pemain di luar liga resmi untuk masuk timnas. Hal ini tentu menyulitkan pelatih timnas karena pilihan pemainnya terbatas. Selain itu kualitas liga yang sekarang dilegalkan PSSI belum teruji. Begitu pula pemain-pemainnya yang belum ada yang dapat meyakinkan publik sepak bola nasional kecual dari klub-klub yang sudah punya nama di kancah sepak bola nasional jauh sebelum kepemimpinan PSSI yang sekarang.
Dorongan agar PSSI mau mengakui liga di luar mereka terus didengungkan. Namun sepertinya PSSI berat untuk melaksanakannya. Padahal fakta membuktikan bahwa dulu Indonesia juga sempat menggelar dua kompetisi sekaligus (Galatama dan Perserikatan) dan tidak malasah atas penyelenggaran double kompetisi tersebut. Jadi semua ini sebenarnya memang tergantung pada kemuan PSSI. Jika memang benar PSSI komit untuk peningkatan prestasi timnas, mestinya mereka harus terbuka terhadap semua hal yang dapat menunjang kebutuhan timnas. Termasuk terhadap semua kompetisi yang menghasilkan talenta berkualitas dan siap pakai.
Di tengah kisruhnya kepengurusan sepakbola nasional, tampaknya sekelompok orang-orang yang peduli sepak bola sejak lama telah menyusun rencana untuk “mengkudeta” ketua PSSI yang sekarang berkuasa. Pada tanggal 18 Maret 2012, kelompok yang menamakan dirinya Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) hendak mengadakan Kongres Luar Biasa (KLB) untuk memilih ketua PSSI yang baru. KPSI yakin upaya yang mereka lakukan akan diterima Asian Football Confederation (AFC) karena mereka mengklaim usaha tersebut didukung oleh 2/3 anggota PSSI. Jadi bila nantinya KLB selesai diselenggarakan dan ketum PSSI sudah dipilih, bagaimana mekanisme dalam mengakuisisi jabatan yang tengah dipegang secara sah oleh orang yang kini menjabat sebagai Ketum PSSI? Just wait and see sajalah. Apapun hasilnya nanti, yang penting dua kompetisi liga yang ada bisa segera disatukan dan tak ada lagi diskriminasi terhadap pemain-pemain klub tertentu untuk mengenakan kostum garuda di dada.
Dan yang lebih penting lagi, jangan lagi ada kekalahan 10 gol tanpa balas yang lebih disebabkan karena keegoan para pemangku kepentingan sepak bola nasional. Cukup sekali saja terjadi dalam sejarah sepak bola Indonesia. Cukup sekali saja terjadi pada tanggal langka yang tampaknya  lebih layak disebut sebagai the day to be forgotten bagi insan sepak bola nasional.







Selasa, 28 Februari 2012

Daftar Lagu Inspiratif dan Motivasional


Mendengarkan musik atau lagu telah menjadi hobi banyak orang di dunia ini. Ada yang menyukai lagu tertentu karena sesuai dengan pengalaman pribadinya, suka penyanyinya, suka nada musiknya, atau sesuai dengan suasana hatinya. Namun ada pula lagu yang digemari karena lirik kata yang terkandung dalam lagu tersebut mampu memberikan inspirasi atau motivasi bagi yang mendengarkan. Meskipun tidak secara mutlak dan secara ampuh memberi efek konstan bagi pendengarnya, setidaknya tiap orang mendengar lagu tersebut bisa termenung akan makna yang terkandung dalam lirik lagu yang inspiratif tersebut.
Berikut ini adalah daftar lagu-lagu yang mampu memberi inspirasi kepada para pendengarnya, versi penulis blog ini lengkap dengan nama penyanyinya ^_^
(formatnya : nama penyanyi – judul lagu)

1.      Katy Perry – Firework




 Mengajarkan pendengarnya untuk jangan takut mencoba (hal-hal yang positif tentunya)

2.      Miley Cyrus – The Climb



Salah satu single Miley Cyrus yang paling sukses. Lagu yang dirilis 2009 ini mengajarkan pendengarnya  untuk terus menjaga keyakinan dalam mengejar mimpi. Lagu ini mengibaratkan kehidupan seperti mendaki sebuah gunung. Selalu saja ada rintangan dalam perjalanan menuju puncak (cita-cita), namun selama kita masih menyimpan tekad dan determinasi yang kuat, segalanya pasti berbuah manis. 

3.      P!nk – F***in Perfect



Meskipun judulnya kurang sopan, lagu ini mengajarkan pendengarnya untuk jangan merasa hina atau rendah diri, karena jika seseorang merasa dirinya hina atau rendah diri, secara psikologis  akan benar-benar membawa orang itu ke dalam keterpurukan yang nyata. 

4.      Demi Lovato – Gift of a Friend


OST Tinker Bell. Menggambarkan tentang makna pertemanan dengan aransemen lagu yang enak didengar. Di dalam lagu ini terkandung cukup banyak  quotes bertemakan persahabatan. Silahkan cari sendiri liriknya di google atau youtube ^_^

5.      Demi Lovato – So Far So Great



OST Sonny With A Chance. Lagu berirama penuh semangat yang menggambarkan seseorang yang optimistis, bersemangat dan percaya diri. 

6.      Demi Lovato – Skyscraper


    
    "Debut single" pertama Demi Lovato setelah kembali dari "pertapaan", hahaha... Lagu dengan irama yang kadang mampu membangkitkan emosi pendengarnya. Menggambarkan ketabahan dan kekuatan seseorang dalam menghadapi cobaan yang mendera hidupnya.

7.      Demi Lovato – Me, My Self and Time



 It’s recommended song. Silahkan cari sendiri google atau youtube!

8.      Demi Lovato – This is me


OST Camp Rock. Lagu yang menggambarkan seseorang yang berusaha membangkitkan rasa percaya dirinya. Tembang ini disesuaikan dengan tema cerita film Camp Rock yang mengisahkan seorang gadis remaja yang mempunyai impian menjadi superstar dan berusaha mewujudkannya.

9.      Demi Lovato – Lo Que Soy



Versi bahasa spanyol dari “This is me” dengan aransemen yang berbeda, dinyanyikan dengan piano sebagai pengiring musiknya. Sang penyanyi, Demi Lovato adalah anak dari pasangan Meksiko yang lahir dan besar di Amerika Serikat, sama seperti sahabatnya, Selena Gomez.

10.  Demi Lovato – Our Time is Here



Lagu ini mengajarkan pendengarnya untuk jangan terlalu memikirkan apa yang sudah berlalu, dan berfokuslah untuk apa yang ada di hari ini dan apa yang akan ada di hari esok. Walt Disney memang keren dan kreatif. Mereka betul-betul serius menggarap sebuah film, termasuk memperhatikan kualitas lagu soundtrack-nya.

11.  Demi Lovato – Work of Art



Also recommended song! Cari di google atau youtube...

12.  Selena Gomez – Live Like There’s no Tomorrow



OST Ramona and Beezus. Lagu diva muda yang juga jebolan Walt Disney ini mengajarkan pendengarnya untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
           
13.  Selena Gomez – Fly to Your Heart



OST Tinker Bell yang first sequel. Sebuah tembang yang mengajarkan pendengarnya untuk membuka mata dan  mengeksplor segala yang ada di kehidupannya untuk menemukan jati diri.

14.  Selena Gomez – Who Says



Salah satu dari 2 lagu Selena Gomez, yang memenangi penghargaan Teen Choice Awards 2011. Lagu ini mensugesti pendengarnya bahwa andalah yang terbaik, dan tidak usah mempedulikan cemoohan-cemoohan orang lain yang hanya menjatuhkan.
15.  Selena Gomez – Dices (Spanish version of “who says”)



Versi bahasa spanyol dari “Who says”, masih dengan aransemen yang sama

16.  Lady Gaga – Born This Way



Salah satu single dari sang Mother Monster yang paling nge-hits. Lagu ini mengajarkan pendengarnya untuk mensyukuri apa yang diberikan Tuhan atas dirinya, because we were born this way...

17.  Taylor Swift – Mean



It’s the best country song versi Grammy Award 2012. Silahkan cari sendiri di google dan youtube ^_^

18.  Talor Swift – Fearless



Secara tersirat, pesan yang disampaikan lagu tersebut sesuai dengan judulnya.

19.  Taylor Swift – You Belong With Me



Memberi motivasi bagi pendengarnya, khususnya yang sedang jatuh cinta (prikitiew…..) untuk jangan pesimis gagal mendapatkan seseorang yang menjadi pujaan hatinya, dengan modal rasa cinta yang tulus tentunya.

20.  Taylor Swift – Back to December



Lagu tentang penyesalan. Mengajarkan pendengarnya untuk menghargai orang.

21. Demi Lovato - Brand New Day



Satu lagi lagu soundtrack film Disney yang inspiratif dan dibawakan oleh salah satu bintang terbaiknya, Demi Lovato. Lagu ini berisi seruan untuk membuka lembaran baru dalam kehidupan kita dengan harapan dan semangat yang baru pula. It's a brand new day!


Itulah beberapa lagu yang bisa menginspirasi atau bahkan memotivasi orang yang mendengarkannya. Meskipun murni pilihan dan didominasi penyanyi-penyanyi favorit blogger ini, semoga bisa diterima dan bermanfaat bagi anda semua ^_^
(bersambung... lanjutannya klik disini.)



Special cheers to:

     
      Selena Gomez












      
   Taylor Swift



Demi Lovato


                         Lady GaGa






Sumber Gambar :



Minggu, 12 Februari 2012

"Wonderful Indonesia", Jangan Hanya Slogan Belaka


Ø  Di Bumi ini terdapat dua bongkahan batu mega besar, yaitu Uluru atau Ayers Rock di Australia, satunya lagi di Bukit Kelam, Kalimantan Barat. Tapi kenapa dunia lebih mengenal Uluru?
Ø  Di dunia ini hanya terdapat dua danau air asin yang menjadi habitat Ubur-Ubur jinak (Unsting Jellyfish). Yang pertama ada di negara Palau, Oseania, dan satunya lagi Danau Kakaban di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Tapi kenapa Jellyfish Lake di Palau lebih populer?
Ø  Di Asia Tenggara terdapat 3 pulau indah yang letaknya saling berdekatan, sehingga disebut golden triangle (segitiga emas). Ketiga pulau tersebut adalah Puket (Thailand), Langkawi (Malaysia), dan Sabang (Indonesia). Tapi kenapa Sabang yang paling sedikit dikunjungi turis asing?
Ø  Pulau Kalimantan atau Borneo terkenal dengan hutannya yang eksotis dan menjadi habitat berbagai spesies langka, sehingga punya daya tarik wisata yang tinggi. Tapi kenapa turis lebih ramai ke Serawak dan Sabah (Malaysia) ketimbang Kalimantan bagian Indonesia?
Ø  Tahun 2007 silam masyarakat Indonesia cukup heboh dengan tidak masuknya Candi Borobudur ke dalam New 7 Wonders. Berbagai spekulasi muncul. Benarkah Candi Borobudur tak layak masuk 7 Wonders?
Ø  Sebagian dari kita mungkin sudah pernah dengar Hawaii yang terkenal sebagai tempat selancar terbaik sedunia. Tapi sebagai orang Indonesia, pernahkah kita mendengar Pantai Sorake, Pantai Tanjung Setia , Kepulauan Mentawai, dan pantai Plengkung?

Untuk pertanyaan terakhir bisa dicari sendiri di google. Tapi beberapa pertanyaan diatas adalah sebagian kecil ironi tentang potensi pariwisata Indonesia. Artikel dibawah ini mungkin dapat membantu kita dalam mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas  :).


***

Bulan Desember, penghujung tahun 2010. Dalam acara malam bertajuk anugerah Pariwisata Indonesia, Pemerintah mengumumkan bahwa jumlah turis asing yang berkunjung ke Indonesia mencatatkan rekor. Sebanyak 7 juta turis asing telah mengunjungi negeri ini sepanjang tahun 2010 dan merupakan jumlah tertinggi sepanjang sejarah. Guna menarik turis agar lebih banyak lagi di tahun berikutnya, Menteri Budaya dan Pariwisata yang kala itu masih dijabat Bapak Jero Wacik mengeluarkan branding baru untuk pariwisata Indonesia, yaitu Wonderful Indonesia. Branding ini kiranya untuk disandingkan dengan slogan-slogan wisata Negara lain seperti Truly Asia milik Malaysia, Amazing Thailand,  Incredible India, Kaohsiung City of Love, Uniquely Singapore dan sebagainya. Dengan branding baru plus dana pengembangan wisata yang meningkat, diharapkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang lebih banyak di tahun selanjutnya.
Tepat satu tahun kemudian, bulan Desember 2011, harapan tersebut kiranya berhasil tercapai. Jumlah wisman yang mengunjungi Indonesia tahun kemarin tercatat mencapai 7,65 juta dan menghasilkan devisa 8,5 Milyar US dollar. Fakta ini sekaligus memecahkan rekor tahun sebelumnya. Pencapaian ini pun menjadi kado sambutan yang manis bagi Ibu Marie Elka Pangestu yang baru 3 bulan menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pasca reshuffle kabinet.
Pencapaian tersebut memang patut diapresiasi karena jumlah wisman ke Indonesia meningkat 8,5% atau melebihi angka pertumbuhan pariwisata dunia yang “hanya” 4,5%. Kita memang boleh saja bangga akan fakta tersebut. Tapi bagaimana jika kita membandingkannya dengan Negara lain? Kita tengok dulu jiran terdekat kita. Wow, ternyata tahun 2011 kemarin jumlah turis asing yang mengunjungi Malaysia berjumlah 24,6 juta jiwa. Kita cuma seperberapanya tuh?? Geser ke Thailand. Sepanjang tahun kemarin ternyata negeri gajah putih berhasil menarik 19,1 juta turis. Jangankan Thailand, Singapura yang cuma Negara mungil tak sampai se-Jabotabek saja mampu meraup 13,2 juta turis! How can it be??
Bila ditanya mengenai hambatan dalam pengembangan wisata, mungkin yang pertama soal infrastruktur yang minim. Memang benar, infrastruktur yang ada di berbagai wilayah negeri ini memang masih kurang. Apalagi daerah-daerah yang punya potensi wisata biasanya terletak di daerah yang sulit dijangkau. Sebut saja Kepulauan Togian di Sulawesi tengah, Kepulauan Derawan di Kaltim, dan sebagainya. Sulitnya akses menuju daerah-daerah wisata tertentu membuat biaya transportasi membengkak dan memakan waktu lama bagi wisatawan.
Tapi kalau menurut pandangan saya, ada satu hal yang paling menentukan suksesnya penyelenggaraan pariwisata. Satu hal tersebut terdengar sederhana, tapi punya pengaruh yang sangat besar. Satu hal tersebut adalah promosi. So, apakah selama ini pemerintah tidak melakukan promosi wisata? Tentu saja sudah melakukan. Hanya saja, masih kurang maksimal. Hal ini bisa dilihat salah satunya dari kurangnya intensitas iklan pariwisata Indonesia di luar negeri bila dibandingkan dengan Negara lain. Saya tidak tahu pasti apakah dana yang dikucurkan untuk biaya penayangan iklan kurang, padahal promosi punya perananan penting untuk menaikkan pamor atau daya tarik yang dimilki objek yang ditawarkan. Sama halnya dengan produk atau barang dagangan, bila gencar dipromosikan sembari ditingkatkan mutunya, pasti akan laku di pasaran.
Saya tinggal di tempat saudara yang kebetulan mampu menangkap siaran dari chanel-chanel luar negeri. Saat jeda komersial, sering chanel-chanel itu menyayangkan iklan resmi pariwisata dari berbagai Negara, khususnya Asia. Semua iklan wisata itu dikemas menarik dan menggambarkan berbagai keunggulan yang dimiliki Negara yang bersangkutan seperti keanekaragaman budaya maupun keindahan alam. Bukan hanya iklan, beberapa Negara bahkan sampai membuat acara TV khusus membahas pariwisata di negaranya. Tapi saya sangat jarang sekali melihat iklan “Wonderful Indonesia” di chanel-chanel tersebut. Padahal chanel-chanel itu sangat potensial karena disiarkan di seluruh dunia dan mempunyai pemirsa yang tidak sedikit jumlahnya. Apakah menayangkan iklan di chanel-chanel itu begitu mahal? Tapi kenapa iklan Garuda Indonesia Airways sering muncul di National Geographic Chanel dan BBC? Kalau BUMN-nya saja mampu, masa’ negaranya (yang memiliki) sendiri malah nggak mampu? Pernah suatu ketika saya nonton Star Sport, ada satu iklan yang menayangkan berbagai adegan mulai orang pakai baju adat tengah membuat layangan dengan bentuk artistic, lalu seorang turis tengah menikmati durian, beberapa wanita dayak tengah menari tarian adat diiringi gitar sape, kemudian sekelompok orang bule berlatih silat di pinggir pantai, dan beberapa orang bule bercengkerama dengan tukang sate yang tengah mengipasi tungkunya. Suasana iklan itu tampak damai dan menyenangkan. Awalnya saya sempat ge-er kalau itu iklan pariwisata Indonesia. Eh.. ternyata di akhir iklan muncul tulisan Malaysia Truly Asia…. Toeng! :P


Tidak masuknya Candi Borobudur ke dalam daftar New 7 Wonders memang membuat sebagian orang bertanya mengapa hal demikian bisa terjadi. Padahal selama ini Candi Borobudur dikenal sebagai candi terbesar di dunia, sempat masuk 7 keajaiban dunia yang lama, dan diakui UNESCO sebagai Warisan Dunia (World Heritage). Namun setelah pengumuman di Lisabon tanggal 7 bulan 7 tahun 2007 silam, masyarakat Indonesia dibuat bertanya, apa yang kurang dari Candi Borobudur? Berbagai spekulasi merebak. Ada yang bilang kurang terawat, kurang bersih, kurang ini, kurang itu, dan sebagainya. Tapi cobalah untuk mengamati sejenak, sebenarnya bagaimana mekanisme New 7 Wonders Fondation dalam memilih 7 keajaiban dunia yang baru? Cukup sederhana, lewat voting. Siapa yang melakukan voting? Tentu saja para wisatawan. Bagaimana wisatawan bisa memilih sebuah tempat? Karena mereka sudah mengunjunginya atau setidaknya mengetahui informasi mengenai tempat yang dipilih. Dari mana awal wisatawan bisa tahu soal tempat-tempat itu? Anda tentu bisa menjawabnya sendiri.
Okelah Candi Borobudur diakui sebagai warisan dunia oleh PBB melalui UNESCO. Fakta mengenai hal tersebut sudah tertera di situs resmi UNESCO World Heritage, whc.unesco.org . Akan tetapi yang namanya turis bila hendak berlibur pasti refrensinya antara majalah, situs wisata di internet, atau iklan di berbagai media. Rasanya jarang ada turis mau plesir, yang jadi refrensinya situs resmi PBB ! Wah, pasti idealis betul turis itu.
Untung saja bangsa Indonesia mampu belajar dari pengalaman candi Borobudur. “Kesempatan kedua” pun datang ketika New 7 Wonders Fondation (N7WF) kembali mengadakan voting untuk keajaiban dunia yang baru untuk kategori alam (new 7 wonders of nature). Pulau Komodo menjadi salah satu finalis ajang tersebut. Dengan segenap daya yang dimiliki, pemerintah mengucurkan dana tak sedikit untuk mempromosikan dan mensosialisasikan Pulau Komodo untuk dipilih sebagai keajaiban duna, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Respon masyarakat pun tinggi. Mereka cukup antusias memilih Komodo baik lewat sms mapun voting langsung di internet. Saya pun juga beberapa kali sempat melihat iklan Vote Komodo di stasiun TV AXN. Alhasil, meski sempat diwanai ancaman N7WF untuk mencoret Komodo sebagai daftar finalis karena suatu hal (baca sendiri beritanya), akhirnya pada tanggal 11, bulan 11, tahun 2011, N7WF secara resmi mengumumkan bahwa Pulau Komodo masuk dalam 7 Kejaiban Alam yang baru. Sesuatu banget ya :).
Dari kesuksesan pulau Komodo masuk new 7 wonders pun kita juga bisa menarik pelajaran mengenai betapa pentingnya promosi yang maksimal dengan memanfaatkan berbagai media yang ada. Branding sudah punya, Wonderful Indonesia menurut saya cukup klop di telinga. Lebih akrab dari slogan sebelumnya, Ultimate in Diversity. Selanjutnya, Pemerintah hendaknya jangan terlalu “pelit” untuk mengucurkan dana besar untuk promosi pariwisata Indonesia, toh ini juga untuk kepentingan Negara juga. Hanya saja saya menyarankan, dalam teknis promosi, hendaknya focus ke daerah-daerah yang potensial tapi belum terlalu dikenal. Tanpa bermaksud mengecilkan potensi Bali, menurut saya pulau dewata berjuluk Island of God tersebut sudah cukup terkenal di kalangan turis asing,  sehingga pemerintah tak perlu lagi repot-repot mempromosikan Bali.
Dengan berbagai potensi yang dimiliki, seharusnya sektor pariwisata bisa menjadi andalan Negara untuk meraup devisa dan membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Terlebih lagi untuk tahun 2012 ini pemerintah menargetkan jumlah wisatawan asing sebanyak 8 juta turis dengan target pemasukan 9 Milyar US dollar. Tentu saja perlu usaha yang lebih keras demi mencapai target tersebut. Apalagi bila untuk mengejar taget jangka panjang telah dicanangkan, yakni 20 juta turis pada tahun 2025. Semakin rajin kita membangun citra lewat promosi, semakin banyak perhatian yang tertuju oleh para turis kepada Indonesia, dan pada akhirnya semakin ramailah pelancong yang menikmati indahnya negeri yang dijuluki “Jamrud Khatulistiwa” ini.

                            http://wcfeng.blogspot.com/2010/07/borobudur.html


Rabu, 01 Februari 2012

Jakarta in the Future : City of Three Towers ?


Artikel ini merupakan follow up dari postingan sebelumnya yang tentang Signature Tower. Saya baca di detik finance, akhir januari kemarin tersiar kabar dari Heru Winanto, Direktur PT. Prasada Japa Pamudja (PJP), selaku pengembang proyek Menara Jakarta, telah memberikan konfirmasi bahwa pembangunan Menara Jakarta yang selama ini terbengkalai akan segera dilanjutkan. Bahkan rencana dilanjutkannya pembangunan menara tersebut akan berlangsung tahun ini (2012), tepatnya sekitar bulan Juli atau hampir bersamaan dengan pembangunan Signature Tower di SCBD.
Seperti yang telah saya ceritakan pada artikel sebelumnya, Menara Jakarta atau Jakarta Tower adalah proyek mercusuar pada masa akhir zaman Orde Baru yang terhenti akibat krisis moneter yang melanda Asia 1997-1998. Kemudian 6 tahun kemudian, pada 2004 pembangunan menara kembali dilanjutkan. Namun lagi-lagi kandas di tengah jalan meski sudah menghabiskan dana 300 milyar dalam kurun waktu hampir tujuh tahun. Proyek tersebut pun akhirnya mandeg pada November 2010. Estimasi dana untuk menyelesaikan proyek ini sendiri mencapai 5 trilyun rupiah.
Terbengkalainya mega proyek tersebut selama ini karena pihak pengembang tengah menegosiasi investor untuk mau menyuntikkan dananya. Kabarnya pembangunan Jakarta Tower akan dilanjutkan tahun ini karena sudah ada investor asing yang bersedia memberikan dana.  Namun tidak disebutkan siapa nama perusahaan tersebut karena masih dalam tahap finalisasi kesepakatan. Yang jelas perusahaan itu berasal dari Negara Asia.
Tinggi Menara Jakarta mencapai 558 meter dan akan masuk deretan konstruksi tertinggi di dunia bila sudah jadi nantinya. Menara ini sejatinya didesain untuk kepentingan Information and Communication Technology (ICT), yang mana bila sudah jadi akan mempunyai fungsi utama sebagai pemancar gelombang TV dan bidang komunikasi lainnya. Namun di Jakarta Tower nanti juga terdapat fasilitas lain untuk menunjang pariwisata seperti restoran berputar (hm.. romantis juga), pusat perbelanjaan bawah tanah, lift yang mencapai puncak menara, kafe, hotel, dan sebagainya.
Dengan adanya proyek Signature Tower, Jakarta Tower, plus rencana PT. Adhi Karya yang juga hendak membangun gedung tinggi untuk BUMN, bila ketiga proyek itu terwujud mungkin di masa mendatang  Jakarta bakal mirip judul novel karangan Ahmad Fuadi. Tapi bedanya kalau novel laris tersebut judulnya “Negeri 5 Menara”, Jakarta nanti akan menjadi “Negeri 3 Menara”. J

Sumber gambar : http://img145.echo.cx/img145/7857/tower6ih.jpg


Jumat, 27 Januari 2012

Signature Tower, Gedung Tertinggi di Belahan Bumi Selatan (?)


Malaysia bangga akan Petronas Twin Towers-nya (452 meter). Perancis pede dengan Menara Eiffel-nya yang sudah berdiri sejak 1889.  Kota Shanghai menjadikan Oriental Pearl Tower (468 m) sebagai ikonnya. Kota Dubai pun makin mentereng dengan Burj Khalifa-nya yang merupakan bangunan tertinggi di dunia saat ini (818 m), sedangkan kota Tokyo tengah membangun Tokyo Sky Tree (634 m)  guna menggantikan Tokyo Tower sebagai landmark-nya.  Begitu pula kota Toronto (Kanada) yang tampak gagah dengan dengan CN Tower-nya (553 m).
Bangunan dengan struktur tinggi menjulang atau yang akrab disebut menara (tower) memang sering digunakan oleh beberapa kota atau bahkan negara di dunia sebagai ikon atau landmark yang menandai eksistensinya. Keberadaan menara yang tinggi menjulang dianggap bukan hanya landmark saja, tapi juga merupakan kebanggaan tersendiri bagi pihak yang memiliki atau membangunnya. Menara tinggi dianggap pula sebagai simbol kejayaan atau kemajuan dari peradaban daerah tempat berdirinya bangunan tersebut. Karena itulah tidak heran kota-kota atau negara-negara di dunia yang rela merogoh kocek dalam-dalam demi membangun gedung atau menara yang tingginya membuat orang tertegun, meski kadang hanya bertujuan untuk mengejar prestige belaka. 
Di Indonesia, wacana membangun menara tinggi kelas dunia sudah muncul pada zaman orde baru. Tahun 1993, sang Presiden kala itu, alm. HM Soeharto, mencetuskan ide untuk membangun sebuah menara tertinggi di dunia untuk dijadikan sebagai ikon kebanggaan nasional. Sayembara bentuk desain menara pun dilakukan dan pemenangnya adalah East China Architecture Design & Research Institute (ECADI) yang juga sukses membangun Oriental Pearl Tower di Shanghai (China). Disusunlah rencana untuk pembangunan Menara Jakarta (Jakarta Tower). Lalu Presiden Soeharto mengganti nama proyek itu menjadi Menara Trilogi (Trilogy Tower). Nama Trilogi ini merujuk pada 3 sasaran utama pembangunan Indonesia zaman Orba, yaitu stabilitas nasional, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Dengan tinggi mencapai 558 meter, Menara Trilogi dipersiapkan sebagai menara tertinggi di dunia saat itu.
Pembangunan Menara Trilogi pun dimulai tahun 1997, dibuka secara resmi oleh Menteri Sekretaris Negara saat itu, Moerdyono (almarhum) dan Gubernur DKI kala itu, Soerjadi Soedirdja. Tapi sayang, tak lama kemudian badai Krisis Ekonomi melanda Asia dan Indonesia termasuk yang paling parah kena imbasnya. Akibatnya proyek Menara Trilogi pun turut terkena dampaknya. Pembangunan menara tersebut dihentikan karena masalah financial.  Setahun kemudian Soehato lengser setelah 32 tahun berkuasa dan era orde baru pun berakhir dan berganti dengan era reformasi. Memasuki era reformasi nama proyek menara tersebut kembali diganti dengan nama Jakarta Tower (Menara Jakarta). Upaya melanjutkan pembangunan menara sempat bekali-kali mencuat namun selalu kandas di tengah jalan.
Setelah sekian lama nasib Jakarta Tower terkatung-katung, tahun 2011 kemarin muncul kembali gagasan untuk membangun menara  iconic yang berkelas dunia. Adalah Tomy Winata, pengusaha nasional yang mencetuskan wacana untuk membangun sebuah menara tinggi yang berlokasi di Soedirman  Central District Bussiness (SCBD), Jakarta. Rencana ini muncul hampir bersamaan dengan wacana Kementerian BUMN melaui PT Adhi Karya yang juga ingin membangun menara 100 lantai untuk dijadikan kebanggaan nasional yang kebetulan juga berlokasi di tempat yang sama, SCBD.
Proyek menara oleh Pengusaha Tomy Winata tersebut bernama Signature Tower. Rencananya akan dibangun tahun 2012 ini dengan 111 lantai, tinggi menara tersebut diperkirakan 638 meter dan akan menjadi gedung tertinggi nomor 5 di dunia dan tertinggi di Asia Tenggara. Bentuk desain Signature Tower sebetulnya tidak terlalu “wah”, bahkan menurut saya cukup sederhana. Bentuknya sebuah gedung balok yang tinggi menjulang, lalu bagian puncaknya dibuat bercabang-cabang seperti nanas. Namun perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk membangun gedung tersebut antara 6-8 tahun. 
Anyway, bukan perkara penting mengenai berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan mega proyek tersebut. Yang terpenting adalah, mega proyek itu ada jaminan kepastian mengenai nasibnya kedepan. Tidak seperti proyek Jakarta Tower yang belum jelas kapan akan dilanjutkan, apalagi kapan selesai dibangun. Biar bagaimanapun bangsa ini perlu sebuah kebanggaan. Meskipun tidak mutlak sebagai tanda kemajuan negara, setidaknya jika Signature Tower selesai dibangun menunjukkan bahwa bangsa ini juga mempunyai teknologi yang mampu menghasilkan sebuah karya kelas dunia. Terlebih lagi jika arsitek yang merancangnya adalah orang Indonesia asli. Hal tersebut akan terlihat semakin istimewa karena banyak bangunan-bangunan kelas dunia di berbagai Negara yang pembangunannya diotaki oleh arsitek yang bukan orang asli negara yang bersangkutan.
Dalam proses pembangunannya nanti hendaknya juga dilakukan pengawasan yang serius dalam teknis pengerjaannya. Harus ada kesesuaian antara hal-hal yang telah di-setting secara tertulis dalam perencanaan dengan praktek di lapangan. Misalnya mengenai campuran bahan bangunan yang telah ditetapkan sejumlah sekian, dalam prakteknya di lapangan nanti harus dipantau betul-betul sesuai yang diestimasikan. Jangan sampai ada praktek penggelapan dana oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab dengan mengurangi jumlah material tertentu yang berakibat fatal saat bangunan tersebut sudah jadi nantinya. Tragedi robohnya jembatan Kutai Kertanegara yang menelan sejumlah korban jiwa kiranya menjadi pelajaran yang berharaga bagi proyek-proyek konstruksi yang hendak dibangun di Indonesia. Dan apabila Signature Tower sudah jadi nantinya pun yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah mengenai maintenance terhadap bangunan tersebut. Harus dilakukan pengecekan secara berkala untuk mengetahui hal-hal kasat mata yang terjadi atau mempengaruhi keberadaan bangunan gedung itu nantinya.
So, sepertinya cukup menarik untuk ditunggu seperti apa nanti jadinya Signature Tower. Jika dilihat dari letak geografis kota Jakarta yang berada di selatan garis khatulistiwa, bukan tidak mungkin bila kelak Signature Tower akan menjadi The Tallest Building in the Southern Hemisphere (bangunan tertinggi di belahan bumi selatan). J






Postingan Terbaru

Surat untuk sang Waktu

Dear waktu, Ijinkan aku 'tuk memutar kembali rodamu Rengekan intuisi tak henti-hentinya menagihiku Menagihku akan hutang kepada diriku d...