Sabtu, 07 Juli 2012

Monorel Oh Monorel


Monorail atau monorel. Sebuah moda transportasi berbasis rel yang beroperasi wilayah perkotaan. Ditinjau dari namanya (mono = satu, rail = rel), dapat ditebak bahwa alat transportasi satu ini berupa kereta yang berjalan diatas satu rel. Hal yang tentunya berbeda dengan lazimnya kereta yang berjalan diatas dua batang rel. So, kenapa saya membuat postingan tentang monorel? Simple answer. Karena beberapa kota di Indonesia menginginkannya sebagai alternatif moda transportasi publik.



14 Juni 2004. Presiden RI kala itu, Megawati Soekarno Putri meresmikan pembangunan sebuah proyek transportasi di ibukota Jakarta, dengan nilai investasi Rp 3 Trilyun. Peresmian tersebut ditandai dengan dibangunnya tiang pancang yang sedianya akan digunakan sebagai tempat berdirinya rel untuk jalannya sebuah kereta. Proyek itu tidak lain adalah megaproyek monorel Jakarta. Sebuah perwujudan dari ide dan ambisi yang dicanangkan oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu, Sutiyoso.
Namun setahun berselang, tiang-tiang pancang yang gagah berdiri di tengah jalanan ibukota itu tidak lebih dari hanya sekedar pajangan di tengah hiruk pikuk kemacetan ibukota. Masalah financial telah membuyarkan impian Jakarta untuk memiliki moda transportasi anyar berupa Kereta Monorel. Alhasil, tiang-tiang pancang yang sudah terlanjur dibangun pun terbengkalai. Jadilah Bus Rapid Transit (BRT) sebagai andalan utama ibukota dalam memenuhi kebutuhan alat transportasi masal, yang juga berfungsi untuk mengurangi ketergantungan kendaraan pribadi yang menyebabkan kemacetan. Moda berupa BRT inilah yang kemudian akrab dikenal sebagai Busway Transjakarta oleh khalayak ramai.
Setelah beberapa tahun berkutat dengan berbagai masalah seperti pendanaan, dan siapa pihak yang meng-handle proyek, bulan September 2011 lalu menjadi ending bagi kisah perjalanan megaproyek Jakarta Monorail. Fauzi Bowo, gubernur DKI pengganti Sutiyoso, memutuskan bahwa proyek monorel resmi dibatalkan. Sebagai gantinya, mereka (Pemprov DKI) menggantinya dengan proyek Mass Rapid Transit (MRT) sebagai moda transportasi pengurai kemacetan, yang sedianya akan dibangun 2012 ini. Lantas bagaimana dengan nasib tiang-tiang pancang yang sudah mangkrak bertahun-tahun? Tiang-tiang tersebut akan dikembangkan sebagai infrastruktur penyangga Elevated Bus Rapit Transit (Bus Layang), yang juga merupakan proyek transportasi baru Pemprov DKI.
Cerita kegagalan Jakarta membangun monorel kiranya tidak menularkan trauma kepada kota-kota lain di Indonesia. Jumlahnya memang tidak banyak. Masih sebatas hitungan jari. Tapi setidaknya membuktikan bahwa kegagalan Jakarta tidak menyurutkan semangant mereka untuk memilih monorel sebagai alternatif transportasi di masa mendatang. Kota mana sajakah yang dimaksud? Bila disebut satu per satu, nama yang pertama terucap adalah Makassar.
Adalah Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden RI yang memprakarsai pembangunan monorel di pusat pemerintahan provinsi Sulawesi Selatan. Oleh perusahaannya, Kalla Group, rencananya Monorel Makassar akan membentang sepanjang +35 km. Monorel tersebut dibangun untuk menghubungkan beberapa sentra publik di metropolitan Mamminasata (Makassar-Maros-Sungguminasa-Takalar), atau Greater Makassar (Jabodetabek-nya Sulawesi Selatan). Tujuannya pun sama seperti Monorel Jakarta : mengurangi kemacetan. Selain itu, proyek Monorel Makassar yang rencananya dibangun September 2012 itu nantinya juga bakal terintegrasi dengan megaproyek Center Point of Indonesia (CPI), yang akan menjadikan Makassar sebagai salah satu kota bisnis terkemuka di Indonesia.
Setelah Makassar, kota kedua yang berencana membangun monorel adalah Surabaya. Selama ini Surabaya telah dikenal sebagai kota tersebesar kedua di Indonesia, setelah Jakarta. Sebagai kota yang mengarah ke metropolitan, tingkat kepadatan dan mobilisasi penduduk tentu tidak dapat dicegah untuk menyebabkan kemacetan lalu lintas. Untuk itu, ketersediaan sarana transportasi masal yang memadai sudah wajib hukumnya. Guna menyelesaikan masalah tersebut, otoritas setempat memilih 2 moda transportasi untuk dikembangkan. Keduanya adalah Trem dan Monorel.
Trem. Sebuah moda transportasi berupa kereta yang punya rel khusus di dalam kota. Kendaraan ini dibagi 2 jenis, yaitu Trem yang terdiri 2 gerbong (satu set) disebut Light Rail Transit (LRT) dan yang terdiri dari 4 gerbong (2 set) disebut Heavy Rail Transit (HRT). Pemerintah Kota Surabaya memilih jenis LRT. Rencananya LRT Surabaya akan membentang utara-selatan sepanjang 12,16 km. Sedangkan untuk monorel, jalur yang dibangun sepanjang 24,47 km dan membentang dari barat-timur. Kabar terkahir menyebutkan bahwa pembangunan Monorel Surabaya akan dilaksanakan tahun 2013.
Setelah Makassar dan Surabaya, kota selanjutnya adalah bekas Kerajaan Sriwijaya, Palembang. Kota yang sukses menghelat SEA Games 2011 itu juga turut memimpikan monorel sebagai salah satu alat transportasi di wilayahnya. Kabarnya Monorel Palembang dibangun untuk menghubungkan Bandara Sultan Mahmud Badarudin II dengan Sport Center Jakabaring. Rencananya pembangunan akan dilaksanakan pada tahun 2014.
Kota terakhir yang cukup mengejutkan dengan rencana monorelnya adalah Yogyakarta. Menjelang akhir 2011 lalu Pemerintah Provinsi DIY mengutarakan wacananya untuk membangun monorel sebagai sarana transportasi di masa mendatang. Penggagasnya adalah Eman Suparno, mantan Menteri PU Republik Indonesia yang kini menjadi penasehat di Pemprov DIY. Rencananya monorel akan membentang sepanjang 40 km menghubungkan Borobudur-Yogyakarta. Fungsi  utamanya untuk menghubungkan tempat-tempat wisata dan kampus-kampus di sekitar Yogyakarta. Selain itu jalur Monorel Jogja juga dibuat melingkar sepanjang Kali Code, sebagai bagian dari upaya Pemda setempat untuk menata kawasan bantaran sungai tersebut. Kabarnya nilai investasi Monorel Jogja mencapai Rp 1,8 Trilyun.
Menelusuri rencana beberapa kota di Indonesia yang hendak membangun monorel sebagai sarana transportasi masal di wilayahnya, semuanya mempunyai tujuan satu : mengurangi kemacetan. Ditinjau dari tujuan yang diinginkan, tentu tidak ada yang salah dari berbagai rencana tersebut. Namun yang menjadi persoalan adalah, tepatkah kebijakan yang mereka ambil? Jika menyimak penuturan Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, Tri Tjahjono, mungkin dapat membuat mereka yang mengidolakan monorel berpikir.
Sebagaimana termuat di berbagai media elektronik, Tri Tjahjono mengungkapkan bahwa monorel hanya sukses diterapkan di 3 negara. Padahal cukup banyak negara di dunia ini yang menggunakan monorel di kota-kotanya. Ketiga negara yang sukses itu adalah Jepang, Malaysia dan Australia. Alasannya karena selain biayanya terlalu mahal, teknologinya isolated. Jika terjadi kerusakan, akan sulit untuk ditangani. Selain itu kapasitasnya juga dinilai kecil. Padahal monorel dirancang untuk alat transportasi berkapasitas massif guna mengurangi kemacetan.
Di 3 negara yang sukses mengembangkan monorel tadi, sebetulnya mereka tidak menjadikan monorel sebagai tulang punggung transportasinya. Di Jepang, monorel hanya untuk menghubungkan Bandara Haneda dengan kota Tokyo. Di Malaysia, tepatnya di Kuala Lumpur (KL), monorel hanya untuk menghubungkan KL dengan sebuah pusat perbelanjaan. Aussie? Disana monorel digunakan untuk menghubungkan pelabuhan dengan kawasan CBD (Central Bussines District).
Setelah menyimak apa yang disampaikan Bapak Tri, yang paling “kena” adalah Monorel Jogja dan Monorel Palembang. Karena di kedua kota itu monorel dibangun untuk menghubungkan lokasi-lokasi yang telah ditentukan secara jelas. Monorel Jogja untuk akses ke kawasan-kawasan pariwisata sekitar Borobudur sampai finish ke Jogja. Jadi maksudnya jelas. Monorel Jogja dibangun untuk akses ke kawasan-kawasan pariwisata sekitar Borobudur-Jogja. Kepentingannya pun jelas, untuk pariwisata. Begitu pula Palembang yang menghubungkan badara dengan stadion olahraga. Berbeda halnya dengan kota-kota lain yang hendak menjadikan monorel sebagai alat transportasi utama.
Berdasarkan fakta ketiga negara yang sukses  tadi, menurut saya monorel memang patut dipilih tapi bukan sebagai alat transportasi primer. Monorel hendaknya digunakn sebagai penghubung dua titik tertentu yang punya nilai vital bagi sebuah kota. Misalnya untuk menghubungkan bandara dengan pusat bisnis, atau pelabuhan dengan pusat industri.  Sedangkan untuk mengurangi kemacetan, saya lebih setuju dengan kereta bawah tanah (subway) yang akan dikembangkan oleh Jakarta melalui proyek MRT tahun 2012 ini. Kelebihan subway jelas tidak memakan tempat karena beroperasi di bawah tanah sehingga tidak menimbulkan kesan crowded di jalanan. Selain itu dengan kapasitas yang memadai, subway akan menjadi alternatif transportasi yang sangat baik untuk mengurangi kemacetan di wilayah perkotaan. Dengan syarat : biaya terjangkau dan keamanan terjamin.

Sumber Gambar : www.lightrailnow.org





Selasa, 26 Juni 2012

Serat Kalatidha, Pesan Magis sang Pujangga Terakhir


Dunia Sastra Jawa mengenal Tembang Macapat, yaitu istilah untuk puisi tradisional. Situs Wikipedia berbahasa Indonesia menjelaskan bahwa tembang macapat mempunyai baris kalimat yang disebut gatra dan pada masing-masing gatra mempunyai sejumlah suku kata tertentu (guru wilangan), dan berakhir pada bunyi sajak terakhir yang disebut guru lagu.
Salah satu tembang macapat yang termasyur adalah Serat Kalatidha karangan Raden Ngabehi Rangga Warsita, seorang Sastrawan Jawa yang hidup pada abad ke-19. Serat kalatidha merupakan curahan hati seorang Rangga Warsita karena beliau menulis tembang ini setelah kecewa pangkatnya tidak dinaikkan sebagaimana mestinya. Namun hal yang menarik dari Serat Kalatidha adalah, pesan-pesan yang disampaikan sangat relevan dengan kondisi zaman modern sekarang. Gambaran tentang problematika kehidupan sosial, dan persaingan merebut tahta / jabatan, sehingga sang pengarang menyebutnya jaman edan. Di dalamnya juga mengajarkan pembacanya untuk jangan terlalu terbawa nafsu untuk kesenangan duniawi, serta mengajak untuk berikhtiar memohon petunjuk dari Tuhan Yang Maha Kuasa atas segalanya.
Hmm.. mengenai sisi lain Rangga Warsita yang banyak diyakini punya kemampuan meramal masa depan, saya tidak akan membahas sampai sana. Yang pasti, R.Ng. Rangga Warsita adalah pujangga terakhir Keraton Surakarta Hadiningrat karena sepeninggal beliau tidak ada pujangga yang menggantikan posisinya.
Okay, berikut adalah Serat Kalatidha lengkap dengan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia di barisan setelah versi bahasa jawa asli. Semoga bermanfaat, here we go...

Serat Kalatidha

Mangkarya darajating praja
Kawuryan wus sunyaturi
Rurah pangrehing ukara
Karana tanpa palupi
Atilar silastuti
Sujana sarjana kelu
Kalulun kala tida
Tidhem tandhaning dumadi
Ardayengrat dene karoban rubeda

                                                                                          Retune ratu utama
                                                                                          Patihe patih linuwih
                                                                                          Pra nayaka tyas raharja
                                                                                          Panekarane becik-becik
                                                                                          Paranedene tan dadi
                                                                                          Paliyasing Kala Bendhu
                                                                                          Mandara mangkin andadra
                                                                                          Beda-beda ardaning wong saknegara

Katetangi tangisira
Sira sang paramengkawi
Kawileting tyas duhkita
Katamen ing ren wirangi
Dening upaya sandi
Samaruna angrawung
Mangimur manuhara
Met pamrih melik pakolih
Temah suka ing karsa tanpa wiweka

                                                                                            Dasar karoban pawarta
                                                                                            Berbaratun ujar lamis
                                                                                            Pinudya dadya pangarsa
                                                                                            Wekasan malah kawuri
                                                                                            Yan pinikirin sayekti
                                                                                            Mundhak apa aneng ngayun
                                                                                            Andhedher kaluputan
                                                                                            Siniraman banyu lali
                                                                                            Lamun tuwuh dadi kekembangin beka

Ujaring panitisastra
Awewarah asung peling
Ing jaman keneng musibat
Wong ambeg jatmika kontit
Mengkono yen niteni
Pedah apa amituhu
Pawarta lolawara
Munduk angreranta ati
Angurbaya angiket cariteng kuna           

                                                                                             Keni kinarta darsana
                                                                                             Panglimbang ala lan becik
                                                                                             Sayekti akeh kewala
                                                                                             Lelakon kang dadi tamsil
                                                                                             Masalahing ngaurip
                                                                                             Wahaninira tinemu
                                                                                             Temahan anarima
                                                                                             Mupus pepesthening takdir
                                                                                             Puluh-puluh anglakoning kaelokan

Amenangi jaman edan
Ewuh aya ing pambudi
Milu edan nora tahan
Yen tan milu anglakoni
Boya kaduman melik
Kaliren wekasanipun
Ndilalah karsa Allah
Begja-begjane kang lali
Luwih begja kang eling lawan waspada

                                                                                              Semono iku bebasan
                                                                                              Padu-padune kepengin
                                                                                              Enggih mekoten man doblang
                                                                                              Bener ingkang angarani
                                                                                             Nanging sajroning batin
                                                                                             Sejatine nyamut-nyamut
                                                                                             Wis tuwa are papa
                                                                                             Muhung mahas ing asepi
                                                                                            Supaya pangaksamaning Hyang Sukma

Beda lan kang wus santosa
Kanarilah ing Hyang Widhi
Satiba malanganeya
Tan susah ngupaya kasil
Saking mangunah prapti
Pangeran paring pitulung
Marga samaning titah
Rupa sabarang pakolih
Parandene maksih taberi ikhtiyar

                                                                                            Sakadare linakonan
                                                                                            Mung tumindak mara ati
                                                                                            Angger tan dadi prakara
                                                                                            Karana riwayat muni
                                                                                            Ikhtiyar iku yekti
                                                                                            Pamilihing reh rahayu
                                                                                            Sinambi budidaya
                                                                                            Kanthi awas lawan eling
                                                                                            Kanthi kaesthi antuka parmaning Sukma

Ya Allah ya Rasulullah
Kang sipat murah lan asih
Mugi-mugi aparinga
Pitulung ingkang martini
Ing alam awal akhir
Dumununging gesang ulun
Mangkya sampun awredha
Ing wekasan kadi pundi
Mula mugi wontena pitulung Tuwan

                                                                                             Sageda sabar santosa
                                                                                             Mati sajeroning ngaurip
                                                                                             Kalis ing reh aruraha
                                                                                             Murka angkara sumingkir
                                                                                            Terlen meleng malat sih
                                                                                            Sanityaseng tyas mematuh
                                                                                            Badharing sapudendha
                                                                                            Antuk mayar sawetawis
                                                                                            Borong angsa sawarga mesi martaya


Translate Bahasa Indonesia (dengan penyesuaian)

Keadaan negara waktu sekarang
Sudah semakin merosot
Situasi telah rusak
Karena sudah tak ada yang dapat diikuti lagi
Sudah banyak yang meninggalkan aturan-aturan lama
Orang cendekiawan terbawa arus Kala Tidha (zaman penuh keraguan)
Suasana mencekam
Karena dunia penuh dengan kerepotan

Sebetulnya rajanya tergolong baik
Patihnya juga cerdik
Anak buahnya baik
Pemuka-pemuka masyarakat baik
Namun semua itu tidak menciptakan kebaikan
Oleh karena daya zaman Kala Bendu
Bahkan kerepotan semakin menjadi-hadi
Lain orang, lain pikiran dan maksudnya

Waktu itulah perasaan sang Pujangga menangis
Penuh kesedihan
Mendapat hinaan dan malu
Akibat perbuatan seseorang
Tampaknya orang itu memberi harapan menghibur
Sehingga sang pujangga karena gembira hatinya
Dan tidak waspada

Persoalannya hanyalah karena kabar angin yang tidak pasti
Akan ditempatkan sebagai pemuka
Tetapi akhirnya sama sekali tidak benar
Bahkan tidak diperhatikan sama sekali
Sebenarnya bila direnungkan
Apa gunanya menjadi pemimpin?
Hanya akan membuat kesalahan saja
Terlebih bila sampai lupa diri
Hasilnya tidak lain hanya kerepotan

Menurut buku Panitisastra (ahli sastra)
Sebenarnya sudah ada peringatan
Dalam zaman yang penuh kerepotan dan kebatilan ini
Orang berbudi tidak terpakai
Demikianlah jika kita meneliti
Apa gunanya meyakini kabar angin
Akibatnya hanya kan menyusahkan hati saja
Lebih baik membuat karya-karya
Kisah zaman dulu kala

Membuat kisah lama ini
Dapat dipakai kaca benggala
Guna membandingkan
Perbuatan yang salah dan yang benar
Sebenarnya banyak sekali
Contoh-contoh dalam kisah lama
Mengenai kehidupan yang mendinginkan hati
Akhirnya pasrah dan menyerahkan diri
Kepada kehendak Tuhan
Segalanya itu karena sedang mengalami kejadian aneh-aneh

Hidup di zaman edan
Memanglah repot
Mau mengikuti tidak sampai hati
Tapi jika tidak mengikuti zaman
Tidak mendapat apa-apa
Akhirnya menderita kelaparan
Namun sudah kehendak Tuhan
Meskipun orang yang lupa itu bahagia
Namun lebih bahagia lagi
 Orang yang selalu ingat dan waspada

Semua itu sebetulnya
Hanya karena keinginan semata
Benar demikian?
Memang benar jika ada yang meyakini
Tapi di dalam hati repot juga
Di usia tua, mau apa?
Lebih baik menyepi diri
Agar mendapat ampunan dari Tuhan

Lain pula bagi yang sudah makmur
Mendapat rahmat Tuhan
Bagaimanapun nasibnya selalu baik
Tak perlu susah payah
Tiba-tiba mendapat anugerah
Namun tetap masih beriktiar

Apapun dilaksanakan
Hanya membuat kesenangan
Pokoknya tak menimbulkan persoalan
Agaknya ini sesuai dengan petuah
Bahwa manusia wajib berikhtiar
Harus memilih jalan yang baik
Bersamaan dengan usaha tersebut
Juga harus awas dan waspada
Agar mendapat rahmat-Nya

Ya Allah ya Rasulullah
Yang bersfat pemutah dan pengasih
Berikanlah pertolongan kepada hambamu
Di saat-saat menjelang akhir ini
Sekarang kami sudah tua
Bagaimana nantinya
Hanya Tuhan yang mampu menolong

Semoga kami tetap sabar dan sentosa
Selah mati dalam hidup
Lepas dari kerepotan
Jauh dari angkara murka
Biarkan kami memohon hanya pada-Mu
Agar mendapat pengampunan
Dan kami serahkan segenap jiwa dan raga 



Minggu, 10 Juni 2012

Menyemai Benih, Meretas Asa

8 Juni 2012. 16 tim nasional dari 16 negara Eropa berkumpul di dua negara, Polandia dan Ukraina. Krisis Ekonomi yang melanda Zona Euro ternyata sama sekali tidak mempengaruhi semangat para pesepakbola terbaik Benua Biru untuk unjuk kebolehan. Kick off pertandingan Polandia vs Yunani pun menandai dimulainya pesta sepakbola terbesar di benua dingin yang rutin digelar tiap 4 tahun itu.
Sehari sebelumnya, 7 juni 2012. Beribu-ribu mil jaraknya dari Polandia, tepatnya di Kuala Lumpur (Malaysia). Kesuksesan melanda Asian Football Association (AFC) setelah mereka mampu mendamaikan dua kubu yang selam ini berseteru setelah menandatangani Nota kesepahaman (MoU). Kedua rival yang akhirnya  saling berjabat tangan di kantor AFC itu adalah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan organisasi tandingannya, Komite penyelamat sepakbola Indonesia (KPSI). 



Kesepakatan damai antara PSSI dan KPSI memang merupakan momen yang paling ditunggu. Bagaimana tidak, selama ini perseteruan antar kedua kubu tersebut dianggap sebagai hambatan terbesar dalam upaya membangun dan memajukan sepakbola di Indonesia. Atas dasar kepentingan politik masing-masing, sepakbola Indonesia sampai memiliki dualisme dalam kompetisi profesionalnya. FIFA pun hanya mengakui salah satu dari dua kompetisi tersebut, yakni kompetisi yang dibawah naungan PSSI. padahal, sebagian besar pesepakbola terbaik di Indonesia justru bermain di kompetisi yang tidak diakui FIFA.
Namun seperti yang diceritakan di awal, kedua kubu PSSI dan KPSI akhirnya sepakat berdamai dengan menandatangani beberapa kesepakatn yang tertuang dalam sebuah Nota Kesepahaman. Sebagaimana diberitakan situs http://sport.detik.com, petemuan tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan, diantaranya : kedua pihak sepakat menjadikan  Indonesia Super League (liga illegal) sebagai liga dibawah naungan PSSI dan tetap dilanjutkan hingga musim berakhir, dan kedua pihak sepakat untuk bersatu dan membentuk satu kompetisi professional baru di musim berkutnya.
So, apakah dengan diakuinya Indonesia Super League sebagai kompetisi resmi PSSI, apakah pemain-pemain liga tersebut bisa masuk timnas? Apapun kelanjutannya nanti, paling tidak kesepakatan tersebut telah menjadi momen yang “menenangkan” bagi para pengurus PSSI sehingga bisa lebih focus dalam menjalankan tugasnya mengurus, membangun dan memajukan persepakbolaan Indonesia, termasuk aspek paling penting dalam mengembangkan sepakbola : pembinaan usia dini.
Pembinaan usia dini memang merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun prestasi di bidang olahraga.Kunci sukses prestasi suatu cabang olahraga sangat ditentukan oleh kualitas pembinaan yang ada di level junior. Tak terkecuali sepakbola. Oleh karena itulah banyak negara-negara yang semakin serius membangun sepakbolanya melalui pembinaan yang intensif dimulai dari usia kanak-kanak. Apalagi dengan adanya fakta yang menyebut sepakbola sebagai olahraga terpopuler di dunia. Negara yang punya prestasi di olahraga tersebut tentu mempunyai prestis tersendiri.
Akan tetapi proses pembinaan yang diberikan kepada calon-calon atlet tidak akan afdol jika belum diimbangi dengan kompetisi yang professional, terstruktur, dan kontinu. Professional artinya kompetisi tersebut diselenggarakan dengan serius layaknya kompetisi usia senior. Terstruktur berarti ada jenjang-jenjang yang merupakan tingkatan kompetisi berdasarkan kelompok usia dengan kategorisasi tertentu (misal Liga U-15, U-17,  dan seterusnya hingga U-23). Sedangkan maksudnya kontinu, kompetisi tersebut diadakan secara konsisten dan terus-menerus (annually). Karena kompetisi usia dini juga merupakan bagian dari pembinaan. Dan format kompetisi harus Liga dan berlangsung 2 putaran. Selama ini memang cukup banyak turnamen usia muda tapi formatnya Cup Competition. Jadi terdiri dari penyisihan grup lalu dilanjutkan dengan fase knock out. Sedangkan Liga, tiap kontestan saling bertemu dua kali masing kandang-tandang, dibagi dalam 2 putaran. 
Untuk metode pelatihan yang diterapkan dalam pembinaan usia dini, ada baiknya Indonesia belajar dari negara lain yang sudah maju sepakbolanya. Sejak 2008, PSSI era ketua yang sebelum sekarang rutin mengirim tim junior ke Uruguay untuk berlatih dan terjun di kompetisi junior sepakbola Uruguay. Mereka yang terjaring dari seleksi nasional dikumpulkan dalam satu tim bernama Seciedad Anonima Deportivo Indonesia atau disingkat SAD Indonesia. Menurut saya langkah tersebut cukup tepat. Karena meski tidak setenar Brazil, Argentina, atau Spanyol, sepak terjang Uruguay di sepakbola tidak bisa diremehkan. Dengan jumlah penduduk hanya sekitar 3 juta jiwa, negara kecil ini mampu dua kali menjadi juara Piala Dunia dan menghasilkan banyak pemain-pemain handal kelas dunia, seperti Enzo Francescoli, Alvaro Recoba, Diego Forlan, Edison Cavani, hingga Luis Suarez. Pada Piala Dunia edisi terakhir (2010), tim Uruguay mampu maju hingga semifinal. Bahkan di Copa America 2011 lalu, tim berjuluk La Celeste (biru langit) itu mampu keluar sebagai juara. Sekali lagi, Uruguay hanya berpenduduk 3 juta jiwa. Indonesia? 237 juta jiwa.
Alangkah baiknya bila Indonesia bukan hanya mengirim tim junior saja ke Uruguay, tapi benar-benar mempelajari secara mendalam bagaimana sebuah negara “minim penduduk” mampu berteriak lantang di level dunia, melalui cabang olahraga terpopuler di dunia. Mereka tentu tidak main-main dalam mengasah talenta-talenta mudanya. Indonesia pun kini juga sudah mulai memetik hasil dari apa yang mereka tanam di Uruguay. Beberapa pemain muda Indonesia yang dibina di Uruguay kini telah dikontrak oleh klub Liga Uruguay dan Liga Belgia. Metode pelatihan mereka itulah yang seharusnya dipelajari, dipahami, dan ditiru dengan baik oleh PSSI.
Namun hal yang saya sayangkan dari tim Indonesia hasil binaan Uruguay ini adalah, pemain-pemain bubar setelah menyelesaikan jenjang pembinaan. Jadi, di kompetisi usia dini di Uruguay hanya berhenti di level U-19. Setelah melampaui batas umur 19, pemain yang tidak dikontrak klub luar negeri dikembalikan ke Indonesia untuk mecari klub sendiri. Saya melihat ada beberapa pemain jebolan SAD Indonesia yang bermain dalam satu klub Divisi Utama yang menurut saya memberikan perlakuakn yang kurang baik dalam upaya follow up pembinaan pasca pula dari Uruguay. Karena banyak diantara mereka yang hanya menjadi pemain cadangan di klub tersebut. Kalaupun main, paling hanya beberapa menit di babak kedua sebagai pemain pengganti. Hal ini sangat bertolak belakang dengan aoa yang mereka dapat di Uruguay. Sesuatu yang sangat penting didapat oleh pemain muda, yakni kesempatan bermain di kompetisi secara penuh.
Menjadi pemain cadangan memang hal yang lumrah bagi pemain muda. Karena dianggap minim pengalaman dan masih butuh banyak belajar. Pelatih lebih sering mempercayai pemain yang lebih senior. Tapi untuk pemain-pemain jebolan SAD Indonesia, langkah mereka untuk bergabung dengan klub yang tidak memberi jaminan di tempat inti, apalagi klub tersebut tidak bermain di Divisi tertinggi Liga Indonesia, adalah pilihan yang kurang tepat. Menurut saya seharusnya pemain-pemain SAD Indonesia yang sudah lampau umurnya tetap disatukan dalam sebuah tim dan diterjunkan ke kompetisi yang high level.
Singapura adalah contoh negara yang sukses menerapkan cara tersebut dalam membangun timnasnya. Awal era 2000-an, Football Association of Singapore (FAS) membentuk tim sepakbola bermaterikan pemain-pemain muda terbaik di negerinya dengan nama Young Lions.  Tim Young Lions ini kemudian diterjunkan di kompetisi Liga Singapura, bersaing dengan klub-klub professional negara tersebut. Hasilnya? Talenta-talenta muda Young Lions semakin terasah dan menghasilkan pemain-pemain yang handal bagi Timnas Singapura. Keberhasilan Timnas Singapura menjuarai Piala AFF 2004 dan 2007 tidak terlepas dari perananan penting pemain-pemain jebolan Young Lions. Pada SEA Games 2009 lalu, Singapura berhasil meraih medali perunggu dengan hanya bermaterikan pemain-pemain U-19 dari Young Lions. Padahal SEA Games adalah ajang untuk pemain U-23.
Sukses Singapura tampaknya telah menginspirasi negeri jirannya, Malaysia. Dengan cara yang sama, Malaysia juga membentuk tim bernama “Harimau Muda” yang bermaterikan pemain-pemain muda terbaik, dan diterjunkan di kompetisi professional Liga Malaysia. Hasilnya? Dengan bermaterikan mayoritas pemain dari Harimau Muda, Malaysia sukses mencetak hatrick juara sepak bola Asia Tenggara 3 tahun berturut-turut : Medali Emas SEA Games 2009, Juara AFF 2010, dan medali emas lagi di SEA Games 2011 lalu. Para pendukung Timnas Indonesia pasti masih ingat aksi dramatis tim Malaysia yang sukses membungkam tuan rumah Indonesia di final SEA Games 2011 lewat adu penalty. Mereka itulah alumnus-alumnus terbaik  tim Harimau Muda…



Uniknya, dalam perkembangannya kedua tim binaan organisasi sepakbola tertinggi masing-masing negara itu saling bertukar kompetisi antar satu sama lain. Entah apa dasarnya, mulai musim 2012 ini, LionsXII (tim bentukan Federasi Sepakbola Singapura) akan berkompetisi di Liga Malaysia sedangkan Harimau Muda resmi menjadi kontestan Liga Singapura. Sebetulnya PSSI era sebelum sekarang, tahun 2005,  juga sempat meniru cara Singapura yang membentuk tim muda dan mengkompetisikannya di Liga. Tapi yang salah pada waktu itu adalah, mereka yang dikumpulkan dalam satu tim kemudian dimasukkan dalam sebuah klub Divisi kasta kedua Liga Indonesia. Jadi, mereka bermain di Liga kelas dua, dibawah bendera sebuah klub. Hal tersebut membuat sejumlah pemain tidak setuju dan memilih untuk keluar dan mencai klub lain yang lebih baik dan bermain di kasta yang lebih tinggi.
Oke, kembali lagi ke soal pembinaan usia dini. PSSI era kepemimpinan sekarang pernah menyatakan bahwa mereka akan lebih serius dalam melakukan pembinaan usia muda. Kurikulum pembinaan sepakbola nasional pun telah dirilis sejak beberapa waktu yang lalu. Semua pasti berharap ungkapan tersebut bukan hanya janji di mulut belaka. Orang lebih tertarik melihat aksi nyata di lapangan ketimbang mendengar janji manis yang terucap lisan. Dan satu hal perlu dipahami adalah, untuk membuktikan sukses tidaknya program pembinaan yang dilakukan suatu badan otoritas tertentu, diperlukan waktu  beberapa tahun kedepan setelah pemain-pemain yang menjadi objek program pembinaan tersebut memasuki usia senior.
Dengan menanam benih dan merawatnya melalui sistem kompetisi yang profesional, terstruktur, dan kontinu, hal ini akan memperbesar peluang  untuk mencetak bibit-bibit pesepakbola yang berkualitas. Karena selain dilatih dengan keterampilan dan skill yang mumpuni, mereka juga terbiasa berkompetisi sehingga menjadikan mereka bukan hanya sekedar berskill, tapi juga bermental kompetitif.
Akhir kata, semoga Spanyol mampu sukses membukukan rekor meraih 3 gelar juara berturut-turut dalam tempo 4 tahun : Euro 2008, World Cup 2010, dan Euro 2012 (lho, nggak nyambung?? :p). Seriuously, semoga ditandatanganinya kesepakatan antara PSSI dan KPSI menandai babak baru dalam dunia sepakbola nasional dan pengurus PSSI yang sekarang bisa lebih total dalam bekerja, sehingga mampu membawa kemajuan yang berarti bagi sepakbola Indonesia agar bisa berprestasi lebih baik di masa mendatang.



Rabu, 06 Juni 2012

Antara Sao Paulo, Santa Monica dan "Mobil Penyelamat Bumi"


Sejak tahun 2000, setiap tanggal 5 Juni, PBB telah menetapkannya sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day/WED). Hari tersebut sekaligus menjadi hari bagi seluruh warga Bumi untuk meneguhkan kembali arti penting lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari. (http://www.antaranews.com)



Sao Paulo. The most metropolitan city in Latin America.  Kota dengan populasi manusia terbanyak di Amerika Selatan, dan tentu saja di negaranya, Brazil. Jika diperhatikan, sebenarnya posisi kota ini mirip dengan Jakarta, ibukota negara kita tercinta. Apa miripnya? Sama-sama kota terbesar di negaranya, sama-sama kota berpenduduk padat, sama-sama metropolis, dan sama-sama berperan sebagai pusat bisnis dan pusat keuangan global (global financial center) di negaranya. Bedanya, Sao Paulo tidak sendirian menyandang predikat sebagai pusat keuangan global di negaranya. Selain Sao Paulo, Brazil juga punya Rio de Janeiro dan Brasilia yang juga punya peran strategis sebagai pusat bisnis dan pusat keuangan global. Sedangkan Indonesia, semuanya terpusat ke Jakarta.
Persamaan lain antara Sao Paulo dan Jakarta adalah, keduanya bukan hanya dipadati oleh manusia, tapi juga kendaraan bermotor. Apa akibat dari persamaan yang satu ini? Sama-sama macet. Tiap hari, tiap jam, tiap waktu, jalanan kota seperti tidak pernah sepi kecuali saat malam larut. Hal tersebut merupakan buah dari tingginya mobilitas penduduk khas kota metropolitan. Sudah bukan rahasia lagi kota besar memang menjadi destinasi utama bagi kaum urban yang mengadu nasib demi mencari sesuap nasi.
Sao Paulo adalah kota berpenduduk 20 juta jiwa, 5 juta diantaranya menggunakan mobil pribadi sebagai alat transportasinya. Namun yang patut diacungi jempol, sebagian pengguna mobil menggunakan bahan bakar ethanol berbahan dari tebu. Brazil memang negara yang cukup sukses mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan. 40% pengguna kendaraan mobil di Negeri Samba telah menggunakan bahan bakar ethanol dari tebu yang merupakan hasil perkebunan utama Brazil. So, negara tersebut telah mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan warganya plus berkontribusi mengurangi emisi karbon dari bahan bakar fosil yang tentunya sangat berguna bagi kelestarian bumi.  
Dari Sao Paulo, kita pindah ke kota dengan iklim berbeda, tapi masih di benua yang sama. Di pesisir barat California (Amerika Serikat), sebuah kota berdiri dengan nama : Santa Monica. Kota ini memang tidak sepadat Sao Paulo. Bukan pula termasuk kota metropolis. Namun yang istimewa dari kota ini, meski dikenal sebagai kota minyak tapi konsumsi bahan bakar minyak di Santa Monica sangat dibatasi. Bus-bus menggunakan bahan bakar gas yang menim emisi. Gedung-gedung banyak menggunakan energy terbarukan untuk listriknya (contoh : panel surya). Sebagian besar lampu penerangan kota menggunakan LED. Sedangkan masyarakatnya cukup anti menggunakan barang yang menghasilkan sampah plastic. Sebuah gambaran peradaban yang patut dicontoh oleh peradaban lain di seluruh muka bumi.
Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Negara ini telah mempunyai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup. Langkah selanjutnya bagaimana agar undang-undang ini dapat dilaksanakan dengan benar baik oleh rakyatnya, maupun pemimpinnya dalam mengeluarkan kebijakan. Belum lama ini pemerintah mencanangkan mobil listrik sebagai alternatif alat transportasi yang ramah lingkungan. Selain itu kendaraan tersebut juga dapat menekan konsumsi BBM bersubsidi yang dirasa cukup membebani uang negara.  
Kebijakan pemerintah untuk memproduksi mobil listrik memang patut diapresiasi. Kabarnya, prototype mobil listrik ditargetkan jadi 2013 dan akan diproduksi masal tahun 2014 mendatang. Kebijakan tersebut sesuai dengan amanat Pasal 3 Undang Undang Lingkungan Hidup mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (ada 10 poin, silahkan baca sendiri ^_^). Saya lebih setuju kendaraan bertenaga listrik dari pada menggunakan bahan bakar gas sebagai alternatif penggganti BBM. karena selain tidak menghasilkan emisi, saya berharap pemakaian bahan bakar gas cukup difokuskan untuk pembangkit-pembangkit listrik dibawah naungan PLN sehingga konsumsi BBM bisa semakin tertekan.  Selain itu kebijakan tersebut juga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang paling anyar di bulan juni ini, yaitu penghematan BBM, listrik, dan air.
Seperti yang telah diberitakan di media massa, Kementerian Riset dan Teknologi telah bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia untuk menciptakan mobil listrik nasional yang akan diproduksi secara masal. Pertanyaannya, apabila misi tersebut terpenuhi, mobil listrik sudah diproduksi masal, bagaimana nasib Esemka yang sudah terlebih dulu bercita-cita membuat mobil nasional?
Meskipun kebijakan  mobil listrik sangat baik untuk kelestarian lingkungan, tapi saya melihat hal tersebut berpotensi menjadi sesuatu yang tidak mengenakkan bagi produsen mobil Esemka. Karena dari awal Esemka telah berkeinginan untuk memproduksi mobil yang nantinya dijadikan mobil nasional. Namun kebijakan pemerintah tentang Electric Car seolah bertentangan dengan support mereka terhadap jerih payah anak-anak pelajar SMK itu. Terlebih lagi sebelumnya mobil Esemka gagal diproduski masal karena tidak lulus uji emisi. Apabila tak lama kemudian pemerintah mengeluarkan kebijakan mobil listrik (yang notabene bebas emisi, sedangkan esemka uji emisi saja tidak lulus), lalu membantu segala pendanaan riset hingga biaya produksi setelah prototype-nya matang, hal ini bisa terasa menyakitkan.
Untuk menghidari kemungkinan terjadinya hal seperti diatas, adalah dengan memberi kepercayaan kepada Esemka untuk meng-handle proyek mobil listrik ketika nanti diproduksi masal. Jadikan Solo Techno Park sebagai produsen mobil listrik berkelas dunia  dan menjadi solusi untuk mengurangi dampak global warming yang sudah semakin menjadi-jadi. Karena biar bagaimanapun, Esemka tetap harus diberdayakan karena mereka sudah menjadi pioneer kebangkitan industri otomotif Indonesia.
Apabila proyek Electric Car benar-benar sudah terwujud 2014 mendatang, peran Indonesia dalam menjaga kelestarian bumi bukan hanya karena eksistensi hutan hujan tropisnya sebagai paru-paru dunia. Tapi lebih nyata lagi, Indonesia akan mendapat predikat kehormatan sebagai satu-satunya negara Asia Tenggara yang mampu menciptakan dan memproduksi mobil ramah lingkungan secara masal. Semoga terwujud!


Sumber Gambar : http://www.plangs.com






Kamis, 31 Mei 2012

Kumpulan Pantun Dari Situs Melayu Online


Berikut adalah kumpulan pantun yang diambil dari situs http://melayuonline.com edisi tanggal 16-31 Mei 2012. Silahkan membaca dan semoga bermanfaat.


Berlaki bini hendaklah setia
Ke tengah ke tepi seiya sekata
Jauhkan sifat berburuk sangka
Buanglah sifat syak dan sangka

                                                                                                       Wahai ananda permata bunda
                                                                                                       Peganglah amanah selagi muda
                                                                                                      Buatlah amal mencari pahala
                                                                                                      Supaya hidupmu jadi berguna

Wahai ananda kekasih ayah
Maulah engkau berbuat salah
Kekurangan diri usah disanggah
Supaya menjauh sombong dan pongah

                                                                                                     Wahai ananda dengarkan madah
                                                                                                     Tahu diri tanda bermarwah
                                                                                                     Tahu bekerja tanda faedah
                                                                                                     Tahu beramal membawa berkah

Wahai ananda ayah berwasiat
Rajuk jangan kau buat
Tuhan tak suka orang mengumpat
Celakalah badan dunia akhirat

                                                                                                    Wahai ananda dengalah petuah
                                                                                                    Jauhi sifat sombong dan pongah
                                                                                                    Bergaullah dengan hati merendah
                                                                                                    Supaya hidupmu beroleh berkah


Wahai ananda intan terpilih
Bersangka baik jangan memilih
Jauhkan segala silang selisih
Hiduplah engkau kasih mengasih

                                                                                                   Wahai ananda tajuk negeri
                                                                                                   Hidupmu jangan iri mengiri
                                                                                                   Dendam kesumat engkau jauhi
                                                                                                   Memafkan orang bermurah hati

Banyak-banyak membuat jermal
Jermal dibuat di air dangkal
Banyak-banyaklah berbuat amal
Amal dibuat menjadi bekal

                                                                                                Wahai ananda permata pilihan
                                                                                                Karunia Allah harus dimanfaatkan
                                                                                                Gunakan untuk berbuat kebajikan
                                                                                                Supaya dapat menjadi amalan

Buah mengkudu ada bijinya
Biji ditelan terasa kelat
Tuah Melayu karena beraninya
Berani melawan kerja maksiat

                                                                                                   Wahai saudara banyakkan amal
                                                                                                   Perbuatan baik jangan ditinggal
                                                                                                  Jauhkan sifat salah dan janggal
                                                                                                  Supaya hidup tidak menyesal

Wahai ananda teguhkan hati
Bertanggung jawab ke tengah ke tepi
Menjunjung sumpah menepati janji
Supaya hidupmu tiada keji

                                                                                                 Wahai ananda luruskan niat
                                                                                                 Duduk musyawarah pantang khianat
                                                                                                Jangan sekali umpat mengumpat
                                                                                                Supaya berunding mencapai manfaat

Wahau ananda kesayangan ayah
Pelihara laku elokkan tingkah
Tuntutlah ilmu walaupun susah
Supaya kelak mendapat berkah



Rabu, 23 Mei 2012

Menanti "Shenzhen Baru" di Bumi Nusantara


“Saat berada di negara kami, pemerintah anda berjanji bahwa tidak akan ada biaya apapun jika berinvestasi di Batam. Tapi apa kenyataannya? Begitu kami menginjakkan kaki di pelabuhan, ternyata semua urusan harus bayar,” ungkap H, seorang pengusaha asal Singapura yang enggan disebutkan namanya.  (www.bisnis-kepri.com)



Shenzhen. Ada yang pernah mendengarnya? Shenzhen adalah sebuah kota di tenggara China yang letaknya tidak jauh dari Hong Kong. Dalam suatu paket wisata, biasanya Shenzhen ikut terselip dalam perjalanan tour Hong Kong – Makau - Shenzhen. Tapi apa keistimewaan kota tersebut? Shenzhen disebut sebagai kota dengan pertumbuhan paling pesat di dunia, bahkan paling pesat dalam sejarah peradaban dunia. Ada pula yang menyebut laju pertumbuhan Shenzhen merupakan sebuah keajaiban ekonomi. Mengapa demikian? Pada era 80-an, Shenzhen hanya kota kecil yang penduduknya hanya 20.000 jiwa.  Namun setelah Shenzhen ditetapkan oleh pemerintah China sebagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus di negara tersebut, perubahan menakjubkan pun terjadi. Dalam kurun waktu 20 tahun, Shenzhen menjelma menjadi kota metropolis dengan gedung-gedung menjulang tinggi. Jumlah penduduknya melonjak menjadi 6 juta jiwa dengan pendapatan per kapita hampir 5000 US Dollar.
Pesatnya perkembangan kota Shenzhen tidak lepas dari kebijakan pemerintah komunis China pada 1980-an yang menetapkan beberapa daerah sebagai Special Economic Zone (SEZ). Shenzhen yang juga termasuk daerah yang terpilih itu, dijadikan zona ekonomi khusus berbasis Industri Hi-Tech. Kebijakan itu pun berbuah manis. Bukan hanya Shenzhen, daerah-daerah lain yang ditetapkan sebagai SEZ juga mengalami perkembangan yang sama. Lantas, dari mana Shenzhen mendapat cara jitu untuk “menyulap” dirinya?
Jawabannya ternyata mereka belajar dari Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas di Batam, Indonesia. Batam sendiri adalah daerah yang diberi status oleh pemerintah RI sebagai Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas atas prakarsa Menristek zaman Orde Baru, Bapak B.J. Habibie (akhirnya jadi Presiden RI ke-3) pada tahun 1970-an. Tapi hasilnya? Seperti kita ketahui, Sehnzhen justru mampu jauh lebih berhasil dari Batam yang letak geografisnya sangat strategis di persimpangan jalur perdagangan dunia (dekat Singapura) sedianya dibuka untuk menjadi pusat industri dan kegiatan pelabuhan alternatif selain Singapura. Visi Batam pun cukup megah, yakni menjadikan Batam sebagai “Bandar Dunia Madani”.
Akan tetapi dalam perkembangannya, perkembangan kota dengan luas lebih dari 700 km persegi itu kurang sesuai dengan ekspektasi menjadikannya sebagai pusat investasi sebagai lokomotiv penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.  Meskipun tetap masih bisa dibilang ada perubahan sejak berstatus sebagai kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone/ FTZ), perkembangan Batam sesungguhnya malah tertinggal cukup jauh dengan pesaing-pesaing satu kawasan, yakni segitiga emas Sinjori (Singapura-Johor –Riau). Meskipun punya keunggulan berupa pasar domestik (nasional) yang lebih besar, banyak investor yang enggan menanamkan modalnya di Batam karena banykanya terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh aparatur setempat terhadap para investor.
Pelabuhan merupakan tempat yang paling sering terjadi penyimpangan oleh aparat setempat.  Maraknya pungli-pungli (pungutan liar) yang terjadi saat berlangsungnya kegiatan kapal-kapal barang yang masuk ke Batam. Kiranya “preman-preman pelabuhan” itu menyadari status Batam sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas  yang pastinya akan mengundang banyak kapal-kapal barang untuk singgah disana. Selain itu, penyelahgunaan pelabuhan juga terjadi berupa manipulasi transshipment oleh para importir. Situs resmi Kementerian Perindustrian (www.kemenperin.go.id)  menyebutkan bahwa Pelabuhan Batam sering terjadi pelanggaran transshipment berupa manipulasi Surat Keterangan Asal (SKA). Misalnya ada importir mengimpor barang dari dari negara A, diangkut dari negara A kapal ke pelabuhan Batam. Kemudian importir memanfaatkan momen tersebut dengan mengganti barang Made in A dengan keterangan Made in Indonesia, kemudian diekspor lagi ke negara lain. Hal ini tentu sangat merugikan industri dalam negeri, khususnya yang memproduksi barang yang sama dengan barang ilustrasi tadi.
Faktor lain yang menghambat pengembangan Batam adalah buruknya birokrasi mereka, khususnya di bidang perizinan. Bukti kongkrit rendahnya kualitas perizinan Batam dapat dilihat dari hasil survey World Bank terhadap tingkat kemudahan berusaha di 20 kota di Indonesia. Dari hasil survey yang menempatkan kota Yogyakarta sebagai ranking 1 nasional tersebut, terselip kota Batam yang nangkring di peringkat 15. Banyak kalangan yang menilai dengan statusnya yang memperoleh keistimewaan, seharusnya Batam berada di peringkat atas. Situs berita www.bisnis-kepri.com menyebutkan bahwa tidak ada urusan di Batam yang tidak membutuhkan uang tunai. Sama seperti “preman-preman pelabuhan “tadi, ternyata “preman-preman birokrasi” juga tidak mau ketinggalan dalam prosesi “rayahan berkah” atas status FTZ Batam. Faktor itu pula yang sering mematikan niat baik para investor untuk turut membangun negeri ini.
Akan tetapi hal yang patut diapresiasi dari negara ini atas sekelumit permasalahan tentang kebijakan dibukanya Kawasan Perdagangan Bebas Batam adalah, pengalaman tersebut tidak membuat pemerintah RI patah arang. Menjelang akhir 2011 lalu, pemerintah mengeluarkan sebuah terobosan baru hasil untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi daerah berbasis investasi : Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Kebijakan ini semakin mantap dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus sebagai dasar hukumnya, dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus,  sebagai pedoman pelaksanaannya.
So, what is Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)?? Menurut Pasal 1 angka 1 ketentuan umum UU KEK, yang dimaksud KEK ada kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Dari pengertian yang saya tangkap dari berbagai media, KEK merupakan kawasan yang punya otoritas menyelenggrakan kegiatan ekonomi secara spesifik untuk menunjang pembangunan dan peningkatan kesejahteraan daerahnya. Misalnya suatu daerah punya keunggulan berupa penghasil kelapa sawit, maka daerah tersebut ditetapkan sebagai KEK berbasis kelapa sawit. Disitu akan dilangsungkan berbagai kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan kelapa sawit, mulai dari perkebunan, penggilingan, pengolahan, sampai hilirisasi menjadi produk jadi/konsumsi, semua dilakukan dalam satu kawasan yang terintegrasi.Dan hal positif lain yang tak kalah pentingnya dalam KEK adalah, Pasal 3 ayat (3) UU KEK menyebutkan bahwa di dalam setiap KEK disediakan lokasi untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta Koperasi baik sebagai pelau usaha maupun sebagai pendukung kegiatan perusahaan yang berada dalam KEK. So, kegiatan ekonomi kerakyatan pun juga dapat berkembang dalam KEK nantinya.
Pemerintah berencana akan menetapkan 6-8 KEK hingga 2014. Tahun 2011 kemarin sudah ada 2 yang resmi ditetapkan, yaitu KEK Sei Mangkei di Sumatera Utara yang berbasis Kelapa Sawit dan KEK Tanjung Lesung di Provinsi Banten yang berbasis pariwisata. Untuk selanjutnya, Bitung (Sulawesi Utara) dan Mandalika (NTB) akan segera ditetapkan sebagai KEK tahun 2012 ini. Bitung dijadikan KEK berbasis perikanan sedangkan Mandalika berbasis pariwisata, sama seperti Tanjung Lesung.
Namun berkaca dari pengalaman Batam, pertanyaan yang muncul adalah, mungkinkah KEK mampu berjalan sukses sesuai harapan? Sama halnya FTZ, KEK dibentuk dengan tujuan untuk menarik investasi, membuka lapangan kerja, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mempercepat pertumbuhan ekonomi. Hal ini tentu berpotensi menaikkan pamor daerah yang bersangkutan bagi para pelaku bisnis yang hendak membuka atau mengekspansi bisnisnya di daerah tersebut. Artinya, suatu daerah yang sebelumnya “biasa-biasa” saja, tiba-tiba dibanjiri oleh para investor untuk menannamkan uangnya ke daerah itu. Apabila aparat-aparatnya, khususnya yang di institusi yang berhubungan langsung dengan kegiatan tersebut bermental maling, bisa jadi ditetapkan suatu daerah sebagai KEK akan menjadi lahan korupsi baru bagi elit-elit daerah yang bersangkutan.
Proyek-proyek baru berskala nasional bahkan internasional akan mengantre di Dinas Perizinan daerah tempat adanya KEK. Sebagai negara yang “konsisten” menyandang predikat sebagai salah satu negara terkorup, berbagai tindakan koruptif seperti penyuapan, pungutan liar, penyelewengan anggaran, atau perbuatan-perbuatan lain yang merugikan uang negara, tentu bukan barang baru lagi di Indonesia. Untuk kasus yang disebut terakhir, ada dua kemungkinan penyimpangan yang berpotensi terjadi : aparat/pejabat disuap, atau malah aparat/pejabat yang meminta langsung “uang pelicin”.
Berangkat dari permasalahan tersebut, saya sangat berharap peran Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus yang dibetuk atas Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2010. Selain memantau dan mengevaluasi kinerja KEK, menurut saya Dewan Nasional KEK harus terlebih dahulu melakukan pembinanaan kepada aparatur daerah setempat mengenai KEK agar yang bersangkutan benar-benar sadar bahwa KEK dibentuk untuk kepentingan rakyat dan kemajuan daerah. Apabila kebijakan KEK di daerahnya sukses, tentu akan menimbulkan kebanggan tersendiri bagi mereka para pejabat maupun aparatur daerah.
Oleh karena itulah mereka harus bekerja dengan konsisten, profesional, dan penuh tanggung jawab dalam menjalankan tugas mulia mereka sebagai abdi negara. Bukan malah bertindak egois untuk kepentingan sendiri, menyalahgunakan kebijakan untuk memperkaya diri dengan cara yang tidak halal, yang pada akhirnya mencoreng citra daerah, negara, dan juga nama mereka sendiri.
Selain itu, penting pula untuk memperhatikan ketentuan Pasal 3 ayat (3) UU KEK mengenai pemberian ruang terhadap UMKM dan Koperasi dalam KEK. Ketentuan tersebut wajib hukumnya (diprioritaskan) untuk diimplementasikan agar nanti bukan hanya kaum pemodal saja yang memetik hasilnya, tapi para pelaku usaha kecil dan koperasi yang notabene berasal dari masyarakat setempat juga turut menikmati keuntungan yang diraup dari potensi daerahnya sendiri, dalam meningkatkan taraf perekonomian mereka. Privilege yang diberikan kepada investor selayaknya juga ditujukan pada pelaku ekonomi kerakyatan yang juga hendak mengisi kegiatan KEK, agar mereka (pelaku UMKM dan Kperasi) menjadi tuan rumah di tanah sendiri.
Kebijakan pemerintah mengenai KEK memang perlu didukung berbagai pihak, terutama masyarakat. Sukses tidaknya kebijakan tersebut juga tidak bisa lepas dari peran masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar kawasan. Oleh karena itulah transparansi publik mengenai dinamika yang terjadi dalam pelaksanaan KEK mutlak dibutuhkan dalam hal ini supaya fungsi pengawasan masyarakat dapat berjalan maksimal.
So, mungkinkah "La Nueva Shenzhen" atau "Shenzhen Baru" akan muncul di Indonesia, mengingat konsep KEK sangat mirip dengan Special Economic Zone yang terbukti sukses di beberapa wilayah China seperi Zhuhai, Pudong, dan Shenzhen? Cukup 3 kata untuk menjawabnya : Impossible is Nothing.

Sumber Gambar : http://mtromania.blogspot.com

Postingan Terbaru

Surat untuk sang Waktu

Dear waktu, Ijinkan aku 'tuk memutar kembali rodamu Rengekan intuisi tak henti-hentinya menagihiku Menagihku akan hutang kepada diriku d...